Selasa, 26 April 2016

Awan, Chapter 8 : Ini Gara Gara Autan!



** dilapangan, tempat kami berkumpul untuk acara selanjutnya, yaitu jurit malam **

  semua siswa laki-laki kelas 2 berkumpul di lapangan ini, untuk menerima arahan dari kakak senior untuk acara selanjutnya, kami semua menunggu untuk nama kami satu persatu dipanggil, maju kedepan, mengambil kertas acak didalam sebuah kaleng kerupuk ikan, yang isi dari kertas tersebut merupakan sederet angka.


"Rio, 11-D." teriak seorang kakak dari depan, yang menginstruksikan bahwa giliran Rio untuk mengambil undian sudah tiba. Rio pun langsung bergegas kedepan, dan mengambil kertas didalam kaleng kerupuk bermerk "Harapan Jaya" tersebut, dan kembali duduk di barisan tempat ia semula. kakak itupun langsung melanjutkan mengabsen untuk memanggil siswa lainnya.

"dapet nomer berapa yo?" tanya ku pada rio yang datang dan duduk disebelahku.

"309 wan, ini apaan? doorprize?"

"309? lah jauh banget, gue 217." balasku kepada rio dengan nada dan ekspresi kebingungan.

"ih bego. ini kita antri jatah ngambil obat kaya diposyandu gitu. terus dapet bubur kacang ijo sama roti." lanjut alvian yang duduk didepanku.

"pikiran lu kalo engga nemo ya makanan mulu kampret. terus nomer lu berapa emang?"

"021-93750000 wan"

"lu ko? dapet nomer berapa?" aku lanjut bertanya pada miko, tanpa peduli dengan jawaban alvian barusan.

"gua 720. damn.. kaya resolusi film bokep HD"

"lah, lupada dapet angka? ko gua tulisannya "selamat anda beruntung" sih?" tanya dimas dengan heran kepada kami.

"yaa.. itu karna lu gendut kali. jadi dikasihanin sama kakaknya. dari dulu orang gendut emang selalu diperlakukan berbeda. paling nanti lu jurit malamnya ga disini, di bondowoso. ya kembali lagi kedasar.. soalnya lu gendut. ambil hikmahnya.. makanya jangan gendut, pesen kouzi slimming suit sekarang juga.. nih, catet nomer tante gue, buruan." celetuk rio kepada dimas.

"k, ko jadi tante lu?"

"iya, tante gue agent resmi reseller kozui slimming suit.."

"eh kok? emang tante lu siapa? olla ramlan? eh.. eh engga engga, tuh liat.. anak-anak cewe nya pada dateng kemari" kataku pada yang lainnya, begitu melihat segerombolan anak perempuan datang, membuat barisan, lalu duduk berjejer rapih. (kalian pasti tau perbedaan anak sma laki2 yang berbaris dengan anak perempuan yang berbaris)

setelah semua anak perempuan sudah duduk rapih, datang lah kak ratu kedepan tempat kami semua duduk, memegang TOA dan memulai orasinya, yang intinya berisi :

"jadi nomer togel yang kalian udah ambil itu ada dua, satu lo pegang, satu lagi dipegang sama lawan jenis lo. jadi siapapun yang memiliki nomer nya sama. maka dua orang itu yang akan maju buat jurit malem. nomer kalian bakal diabsen untuk maju, semua nya bakal dapet jatah ko, jadi sabar aja."

jadi benar dugaan ku.. ini bukan nomer taogel, ataupun nomer antrian untuk mengambil roti dan bubur kacang hijau. ini adalah nomor untuk menentukan siapa pasangan kita saat jurit malam nanti.

hmm, siapa yang akan menjadi pendampingku nanti? saat aku bertanya hal itu kepada yang lainnya, yang lainnya tentu berharap mendapat perempuan dengan paras cantik, agar mereka bisa dapat kesempatan mendekat dengan mereka. kalau aku? jujur aku berharap dipasangkan dengan Tara, karna selain kami memang sudah sangat dekat sehingga menghabiskan waktu saat jurit malam nanti pasti akan sangat terasa cepat, selain itu dia juga merupakan sosok pemberani.. tak gentar.. kuat.. dan inspiratif.. mungkin suatu saat dia akan muncul di acara "tupperware, she can".





** POS 1, Didepan Pintu Masuk / Garis Start Jurit Malam **


Seiring dengan aba-aba kakak panitia yang sudah memperbolehkannya untuk maju, memulai perjalanan jurit malamnya, Alvian langsung bergegas pergi memulai petualangannya, sedangkan aku akan maju setelahnya, ternyata nomer undian kami berurutan.


bagian yang tidak kusuka dengan kepergian ia barusan addalah ketika dia menengok ke belakang, kearahku tepatnya, memberi kissbye kepadaku, dan tersenyum menyeringai yang jelas sekali meledekku, sebagai catatan, ia mendapatkan patner yang lumayan cantik, dan itulah alasan ia meledekku barusan, sedangkan aku...


"hih, jangan jauh-jauh ya, tar lu ilang, diculik genderuwo. gabakal ada yang mau repot-repot nyariin lu soalnya" katanya meledekku dengan nada yang sinis

"eh, malah gue yang nyulik anak genderuwo dan minta tebusan ke bapaknya, astagaa, kenapa gue harus dapetnya ama lu njirr"

"eh, lupikir gue seneng dapet sama lu hah? sama manusia megalitikum kuno kaya lu? hih amit-amit gue. iwh" (iya, lawakannya emang garing, tapi ini lawakannya dia, seriously.. jadi jangan bilang penulis garing ya).


kalian masih ingat? perempuan dengan paku menuncap dikepalanya yang aku temui sewaktu aku datang telat? yap, aku berpasangan dengannya, dia adalah kemungkinan terburuk yang aku bayangkan ketika aku berpikir dengan siapa aku akan berpasangan.



***



setelah kurang lebih 10 menit kami menghabiskan waktu kami, menunggu giliran kami untuk dipanggil maju ke arena jurit malam dengan atmosfir canggung, tak ada satupun dari kami yang memulai percakapan, jangankan memulai pembicaraan, menghadap saling berhadapan satu samalain pun aku tak  mau, dan begitu pula sebaliknya, aku yakin ia juga pasti enggan untuk menoleh dan berbicara denganku, sampai ketika datang seorang kakak senior menghampiri tempat dimana kami duduk berdua.

"eh, pasangan 217?" tanya kakak tersebut pada kami, sembari ia memegang papan jalan dari tangannya, dan mengeluarkan pulpen dari kantung almamaternya.

"i.. iya kak.. udah waktunya ya?" jawabku kepada kakak itu, dengan nada patah-patah karna gugup yang kurasakan sebelum terjun ke medan perang.

"ih. selaw aja kali, grogi gitu kaya dipanggil dokter buat disunat.  Oke nama kalian siapa?"

"ah, gua awan ka. 11-D. No Absen 2. duduk kedua paling belakang, temen sebangku rio."

"dah-dah cukup, gaada waktu buat ngejelasin panjang lebar. ngejar schedule nih. lo ada keperluan khusus ga? kaya obat-obatan khusus. atau penyakit tertentu?"

"ah, enggak kak, clear.. paling sakit hati doang ka garagara dipasangin sama cinderella gini.. *brrrrt* *brrrrt*" telpon gengamku berbunyi seketika.  "bentar ya kak, gue angkat telpon sebentar ya.."

"halo, assalamualaikum? dengan awan ada yang bisa saya bantu?"  tanya ku kepada orang yang ada diujung telpon ini.

"Ha eL AD BB Q DST??"

"hah? paan paan?"

" Ha eL… BB BKN NH?"

"hah? apaan? beha? sales beha ya?"

"Ha eL… LYT MBB Q G P?"

dan setelah itu langsung kututup telponnya, saat aku berbalik, tanpa kusadari kakak tadi sudah selesai mengintrogasi.. eh wait.. aku juga masih belum tau nama perempuan ini.

"okesip, kalian udah siap.. sekarang mari kita berdoa dulu untuk keselamatan kalian ya.."

kamipun langsung menuruti arahan dari kakak tersebut, dan langsung mulai berdoa.

"sip, sekarang yang terakhir.. gue mau memperingati hal terakhir untuk kalian.. pertama, lu.. (kakak itu menunjuk kearahku) lu itu cowo, lu harus jagain partner lu, kedua.. jangan bicara kasar, kalian udah gede.. harus bisa jaga sikap.. turutin peraturan yang tidak tertulis disini, kalian pasti tau apa yg gue maksud, sip? kalian paham dan setuju kan dengan kata2 gue tadi?"

setelah mendengar pertanyaan tersebut, secara refleks aku menatap perempuan ini. saat aku mengangguk untuk memberi intruksi bahwa aku setuju, diapun segera membalas anggukan ku, yang tentu berarti kami setuju.

"okay, then.. you two are ready to go. sip.. selamat menikmati perjalanan kalian." kata kakak itu sambil mendorong kami berdua melewati garis start.

kami pun segera memulai perjalanan kami, melewati malam yang akan terasa sangat panjang ini.


****


"............"


".............."


"hey, diem aja, laper ya lu?" godaku pada perempuan ini sembari kami berjalan dengan tempo langkah cepat,  ingin cepat2 sampai ke pos pertama.

"iya, pengen makan lu rasanya. siapa yang diem? dari awal lu yg gue ajak ngobrol diem aja, gue pikir belum apa2 udah sawan lu."

hmm? diam? memang aku sempat merenung tadi.. tapi aku yakin aku merenung tak selama itu. tapi ketika ku tengok ke arah belakang, ternyata memang benar, kami sudah melangkah jauh kedepan.

apa yang mengganggu pikiran ku sampai detik ini adalah kata2 kakak tersebut sebelum kami beranjak. kira2 seperti ini :

"bro, atu lagi.. kalo lu liat yg enggak2, diemin aja, jangan lu hirauin, apalagi ampe lu nyolot. inget. kami menghargai apa yg tinggal disini. pihak panitia gapernah yang namanya nyamar jadi yang begituan. dah sip. goodluck"

aku tau.. kakak itu hanya ingin memperingatkanku, tapi.. damn! kata-katanya hanya menempel terus dikepala ku, yang membuatku semakin sensi atas keadaan disekitar kami.

"lagi lu kenapa? abis ditolak cewe kan? yatapi jangan ampe dibawa kesini juga dong.. gue kena imbas nih.."  tanya perempuan ini memulai topik denganku. entah kenapa aku merasa bahwa sifatnya berubah. bagai sifatnya yang keras, sudah mulai mengelupas dan menunjukan sifat lembut dibaliknya.

"ah engga, gue kepikiran sesuatu doang. lagipula manaada cewe yg mau nolak cowo setampan gue?"

"heleh, nampan lu mah, eh seriusan.. kepikiran apaan emang?"

"hmm" aku sempat berpikir sebentar untuk menjabarkan apa yg dijelaskan oleh kakak tadi, tapi..

"gue mikirin nama lu siapa deh mbak, seriously.." setelah kupikir-pikir, ada baiknya aku tak memberitahunya, well.. ini juga untuk kebaikan dia agar dia tidak gampang parno nanti.

"ihh, mbak? gue lebih muda dari lu ya."  Syukurlah bahwa ia tak sadar bahwa aku mengalihkan pembicaraan.

"iyaa, makanya.." aku menjulurkan tanganku.
"nama gue awan. anak paling cemerlang dan baik hati dikelas."

ia lalu menjulurkan tangannya juga, dan memberi jabatan tangan, tak kuduga.. tangannya begitu halus, jari-jarinya yang langsing, dan sensasi hawa hangat dari tangannya menyentuh dan mengalir ke tanganku.

"yaa, nama lu mah gue tau keles, siapa yg gakenal anak paling badung disekolah."

"haha. makasih. gue anggep itu pujian." geramku, sambil sedikit mengeraskan jabatan tanganku.
"jadi.. nama lu?"

"ah gila, lu gakenal gue? cewe paling cakep disekolah? hahaha..

tapi gaseru dong kalo gue ngasih tau.. cari tau sendiri lah kalo mau deketin gue.."

"terkenal judes iya lu mah, hm.. let me guess.. nama lu palingan junaedi."

"enak aja lu, junaedi nama tukang cilor langganan di komplek gue tuh."

"hmm, yaudah.. untuk sekarang lu gua panggil selli aja ya? biar gue ada panggilan buat lu saat ini"

"iyaa whatever. lagipula kenapa selli?"

"iya, diambil dari kata nge-selli-n"


dan seterusnya kami mulai sedikit akrab, dan terus berbincang sedikit-sedikit sepanjang perjalanan kami, langkah demi langkah terus kami menyelusuri trek jurit malam ini, syukur alhamdulillah belum ada hal-hal aneh sampai saat ini.

dan tak terasa kami sudah sampai di pos 1, terlihat  ada cahaya lampu petromak di sebuah saung, dan terlihat juga ada beberapa orang disana.. yup.. itu adalah pos pertama kami.

sampai di pos satu, kami disambut oleh 2 orang kakak senior, Eka dan Amam. di pos satu merupakan pos yang ringan, pos yang paling bersahabat. saat sampai, kami dipersilahkan istirahat sebentar, diberi air minum, dan biskuit untuk sedikit mengganjal perut kami
setelah itu kami diberi penjelasan singkat tentang sejarah berdirinya kampus, sejarah kampus, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan kampus tentunya.
Dipos ini aku sedikit merasa lega, sedikit istirahat, dan sedikit mengganjal perut.. meski aku merasa ada yang memperhatikan kami sedari tadi.

Setelah kami mendapatkan arahan bagaimana cara ke pos kedua, kami melanjutkan perjalanan kami.
"pos dua gak begitu jauh dari sini kok" itu yang diucapkan kak eka, kami hanya perlu berjalan lurus.. mengikuti trek ini sampai ada papan arahan untuk berbelok.



***



"santai sel.. masih ada 4 pos lagi.."

"lah terus?"

"yaa lu masih mau lama lama berduaan sama gue kan?"

"justru pengen cepet-cepet selesai. mana tahan gue jalan ama lu. udah mana bau lagi."
"eh tapi bener yaa, abis dari pos satu tuh rasa deg-degan udah mulai hilang gitu, relax dikit lah"

"iyalah relax, apalagi inget senyumnya kak eka tadi.. haduh.."

"yah lu baru liat senyum gitu aja udah melting, apalagi liat senyum gue lu ya"

"muka lu udah serem apa adanya ko, apalagi kalo ditambah senyum sel.. plis.. jangan.."


ya, seperti yang kubilang.. kurasa sekarang kami sudah mulai akrab. sifat "nyebelin" nya sudah mulai luntur pikirku, kami asik ngobrol untuk mempercepat waktu, tapi obrolan kami berhenti ketika kami melihat plang, yang bertulis  "BELOK KANAN, +/-10mnt POS 2 ".

dari belokan tersebut, kami melewati beberapa rumah, yang entah kenapa masih ada segelintir orang yang duduk di teras mereka, mungkin sedang ronda pikirku, mereka lumayan ramah ketika aku mengucap "permisi pak" mereka senyum, dan menunjuk ke pintu masuk hutan kembali, mengisyaratkan kami untuk pergi lewat sana.

"sipp, makasih ya pak.."

"yoo dek, ati-ati yoo"

kami melanjutkan perjalanan kami ke pos dua, setelah melewati perumahan tadi, kami harus kembali masuk ke kawasan hutan.

setelah sedikit lebih jauh melangkah kedalam hutan, selli tibatiba memegang erat tanganku.

"kenapa sel? mulai suka sama gue?"

"diem lu, jangan ngaco. tadi disana (selli menunjuk kearah pepohonan) gue liat sekelebatan putih terbang cepet."

"masa? dah gausah dipikirin, layangan jatoh kali itu"

"ihh lu gapercaya yaa. (selli menyubit tangan ku, entah kenapa sekarang aku berpikir bahwa cubit adalah senjata andalan semua wanita) ah males gue ama lu"

setelah itu selli melepaskan genggamannya, dan mulai pasang wajah tertekuk, tertulis jelas dijidatnya, dia ngambek. haha, cukup lucu ketika wanita ngambek ya. 

"yaudah ayu lanjut jalan.."

entah.. tapi mulai dari sini aku memang merasakan aura mencekam, sejujurnya akupun sendiri termasuk orang yang penakut, tapi bagaimana-pun juga aku harus tetap menjaga image ku didepan selli.

 kami terus melanjutkan perjalanan kami, sampai saat ini kita masuk lebih dalam ke hutan, maka lebih lebat lagi pepohonan yang tertanam. entah kenapa selli yang sedari tadi bawel, sekarang terdiam, sebenarnya aku tahu bahwa ia takut, tapi sepertinya ia juga ingin menjaga images didepanku.

"Plakk" suara yang tibatiba mengagetkanku, ternyata itu selli, dia tak tahan dengan segerombolan nyamuk yang mulai mengeroyoknya. boleh ku akui bahwa gigitan nyamuk disini berbeda dengan yang ada dirumah, dan daya tahan nyamuk ini pun cukup kuat, terbukti dengan kutepok sekali, ada yang masih bisa lanjut terbang, maka kunamakan nyamuk disini nyamuk sparta.

"nih sel, gue ada autan dua, lu mau?"

"ih ko lu ada? kasih daritadi kek. dapet darimana lu?"

"tadi ngambil punya kak eka hehe" aku yakin, saat ini eka pasti sedang bergerilya dengan nyamuk sparta disana, karena yang aku lihat memang tinggal 3 sachet yang tersisa.

setelah menyerahkan sachet anti nyamuknya, selli memutuskan untuk duduk di rumput yang ada didekatnya, istirahat sebentar untuk memakai lotion tersebut.

"eh sel, lu kan kuli, ko sama nyamuk aja kalah si?"

"enak ajaa" selli menimpukku dengan sachet yang isinya sudah dituangkan ke kulitnya.
"gue feminim tau.."

"eh eh nanya dong, emang semua cewe feminim itu kalo abis dibantuin sama cowo, abis itu dia nyamperin cowonya dan marah-marah ya?" 

selli menatapku sebentar, dan lalu membuang pandangannya dan menatapi kakinya sendiri. setelah itu dia terdiam untuk beberapa saat.

"hee? sel? kenapa? gue salah ngomong ya?"



















selli masih terdiam membeku, entah kenapa aku merasa bersalah karena sudah bertanya seperti itu padanya. setelah aku sapa berkali-kali tapi dia tetap terdiam, kurasa ada baiknya aku membiarkan dia begitu sebentar, dan ikut duduk disebelahnya.

"gue punya alasan sendiri wan" kata dia sangat pelan, kata-kata yang membuyarkan lamunanku.

"eh apa apa? maap ngelamun, tibatiba gue mikirin elli tran ha"

"haha dah.." selli berdiri dari tempat ia duduk, dan menepuk nepuk celananya untuk membersihkannya dari debu.

"yuk lanjut, nanti kakaknya marah-marah kalo kelamaan" selli mengulurkan tangannya, berniat ingin membantuku untuk berdiri.

setelah kuraih tangannya, dan melanjutkan perjalan tak lama kemudian kami tiba di post-2.
di post ini kami ditanya dan disuruh menjelaskan kembali soal sejarah kampus yang tadi dijelaskan kepada kami.

"jadi.. coba sebutin siapa aja profesor para pendiri awal kampus kita"

"eh.. anu.. itu.."  damn, sesungguhnya daya hapalku memang buruk, apalagi soal sesuatu yang kurasa tidak perlu untuk dipelajari

"p.. profesor charles kak"

"charles siapa?"

"x.. xavie.."

"profesor charles chandra widjatmo, orang yang pertama kali.. blabla..bla..bla"

selli memotong ucapanku dan langsung memulai pidatonya, aku pun melongo, kak indra dan kak fitri juga melongo, nyamuk-nyamuk sparta melongo, Pak lurah melongo, agung hercules pun berhenti bergoyang dan ikut melongo.

"nah, jadi gitu kak yang aku pelajari dari pos sebelumnya, maaf ya kak kalo ada salah-salah"

kami belum menjawab kata-kata selli barusan, masih tercegang akibat kemampuannya, setelah kejadian barusan akupun berterimakasih karena sudah dispasangkan oleh orang ini. orang yang bisa mengingat seluruh kata-kata kakak di pos 1, sehingga kami tidak menerima hukuman "karena tidak mendengarkan" di pos 2.

"hee, kata siapa kamu bebas dari hukuman hah?" kak fitri menyela dengan tiba-tiba dan menjewer telingaku.

"aaa, aduh sakit kak. kan itu kata penulis tadi kan kak"

"gaa gaada, push up 20kali, sambil teriak "saya cinta mama" buruan."

whatt? hadeh, yasudah, akhirnya aku menuruti kata-kata kak fitri, sementara itu selli malah terkekeh dan ngobrol sama kak indra.. damn

"huh.. huh.. udah kak!" kataku sambil berusaha mengatur nafasku yang masih terengah engah.

"tambah 20x lagi!"

"haaa, tambahh? kenapa kak?"

"karna lu ngambil autan nya si eka tadi" jelas kak fitri sambil tersenyum kecil dan menujukan walkie talkienya.


damn you kak eka.. aku yakin sekarang ia sedang menyeringai kecil, dan ketawa jahat dengan wajahnya yang bentol bentol ketika aku dihukum seperti ini.





**bersambung**



Blogger Tricks

Senin, 11 Januari 2016

Tipe - tipe teman yang pasti kita punya.



Selamat datang di blog aneh gue yang isinya tentu aneh aneh juga. iyaa, aneh.. kaya muka kamu..

 

duh maap, lagi puyeng banyak kerjaan, jadi makin puyeng lagi buat nerusin awan, tapi gua tetep pengen nulis.. ya.. beginilah jadinya.. nulis sesuatu yang absrud.. yaa kaya muka kamu tentunya :*


kali ini gue bakal ngebahas tipe - tipe temen yang secara sadar ga sadar pasti kita punya, dan semua yang bakal gue tulis disini emang bedasarkan pengalaman peribadi sih.. jadi duh.. buat yang ngerasa maap-maap aja ya..



Quotes:Kita semua pasti butuh untuk berteman dalam kehidupan ini, karna memang sudah kodrat manusia sebaga mahluk sosial untuk saling bersosialisasi, dibantu dan membantu satu sama lain..
Akan tetapi saya mempunyai beberapa tipe teman yang secara gasadar pasti kita punya, berikut listnya 




1. Teman yang diam-diam kita benci.

 

 

 

hayoo, readers sekalian punya gaa? pasti punya deh, kalo gapunya udah punyain aja. kalo gue sih jujur punya.. gayanya tengil banget nih bocah, rasanya pengen gua gigit kupingnya-_- tapi yaa, karna gue gapengen punya musuh.. terpaksa gue pendem aja perasaan ini padanya. lagian dipendem, emangnya eeq kucing. duh.

2. Temen yang minjem duit, tapi gapernah balikin.






Nah! kalo yang ini insyallah kalian pasti punya. pinjem uang 10.000, janjinya besok bakal dibayar. ehh pas besok ketemu, dia bayarnya 1000 dulu, katanya sih mau nyicil 10 bulan.. tapi ampe rengkarnasi nyi. blorong lahir lagi, itu uang 9000 au dah kemana. kira-kira kejadiannya begini.
 Quote:Temen ane : Woyy lu..  iyaa, lu yang baunya kaya kutang naga.
ane : yee, apelu miniset domba
temen ane : hehe gak bro.. eh, btw ko lu hari ini ganteng banget si..
ane : halah, gue udah tobat, dasar homo. pasti ada maunya nih lo.. apa mau dikau sebenarnya?
temen ane : jadi begini bro.. ane punya anak kucing, dia mau lahiran, katanya perlu di op. sesar
Ane : lah terus? gue disuruh tanggung jawab? emang gue yang hamilin kucing lu?
temen ane : kaga lah.. jadi ane pinjem uang 2jt aja deh.. besok ane transfer cash balikinnya..
ane : heleh, TAI KUCING ANGET, LUPIKIR GUA BAKAL PERCAYA BULLSHIT LU? HAH???? yaudah bro,nih gua kasih 3jt, besok transfer ya.... salamin gue sama kucing lu ye bro, moga lancar deh lahirannya




3. Temen yang ketawanya lebih lucu daripada lawakannya.

 

 

 

NAH APALAGI YG INI! jadi dia ini ceritanya pengen sok-sok'an melucu gitu.. tapi duh.. terlalu dipaksakan bro, garing! tapi..gapapalah kalo lawakannya garing, se-garing pinggiran koreng, tapi ketawanya dia sendiri ituloh yang membahana kaya genderuwo dapet jackpot. duh..

Quote:Temen ane : bro..bro!!
Ane : ape bro?
temen ane : ayam apa yang ngebut?? AYAM TULBOOO, BUAHAHAHAHAHA *ketawa jahat ala musuhnya power rangger*
ane : .................................. ( Hening, dan tongkrongan pun kandas olehnya )



4. Temen yang ngasih saran percintaan padahal dia sendiri single.

NAH, duh.. yang ini kayanya kalian juga pada punya deh.. gue sendiri bingung gimana caranya dia bisa ngasih saran-saran percintaan sebijak itu.. wey kampret, padahal lu kan juga masih sebatang kara kaya hachi.

oh gue tau.. aktifitas lu dirumah paling ya nonton FTV siang sampe ftv malem, ato nonton sinetron yang episode nya gaabis abis kaya petasan uler, ato lu sering nonton anime romance harem ya? iyakan?!?

hehe bercanda bro..
sebenernya gua masuk kedalam tipe ini, kalo tipe kalian tipe orang yang bagus dalam ngasih saran (gacuma percintaan).. ngasih saran urusan cinta itu gaperlu pengalaman tentang cinta juga..
kalo gue sih tipe orang pasif, yang suka memperhatikan sesuatu, apapun itu. berusaha memposisikan diri gue kedalam situ. duh gimana ya jelasinnya?  pokonya orang ini biasanya adalah pendengar yang baik.. pasti enak deh buat diajak curhat.. tapi abis curhat biasanya dia minta tagihan pembayaran..

ya intinya, kan suka ada tuh tes gangguan kejiwaan, yakali deh dokter yang ngetes nya juga harus pernah gila juga, engga kaan?


5. Temen yang makannya lebih banyak dari kalian, tapi ajaibnya dia masih lebih kurus!

 

 


NAH, yang satu ini sih masih sebuah misteri.. dia makan satu jajanan kantin dia beli satu-satu, sementara agan cuma makan siomay 5rb. itu juga jatah somay agan ada yang diminta sama dia. tapi tetep aja.. kurusan dia daripada kita, kan kampret-_-



dah segitu dulu yaaaa, jaa neee


Selasa, 05 Januari 2016

Awan, chapter : 7a, memang ada apa di Ruang Otopsi?




*** dikamar kami ***


setelah tadi kami menyelesaikan hukuman kami, berlari dari kenyataan.. ah, maksudku berlari mengitari lapangan, kami langsung bergegas kembali ke kamar kami, karna waktu memang sudah mendekati saatnya melaksanakan ibadah shalat maghrib.


"bro, ayu sholat dulu kita" ajakku kepada temanku yang lainya


"emang sekarang udah selesai bulan puasa?" sahut alvian padaku

"nahkan ketauan kan, lu tuh solat setaun sekali kan? solat idul fitri doang?" tanya rio kepada alvian sembari mengambil sajadah dari tasnya.

"hehe, biar dapet duit bro"


"dah ayo buruan ah, lu kok solat dibuat main-main sih? mikir dong, kalian dah pada gede." sahut miko kepada kami, kami semua pun terdiam mendengar sahutannya barusan.
"eh ngomong-ngomong, sekarang hari apa?" tanya miko kepada kami, memecahkan keheningan

"hari ibu kartini mik, emang kenapa?" sahutku menjawab pertanyaan miko tadi.

"soalnya gue kalo hari senin solatnya ngadep utara, selasa ngadep timur, rabu barat, kamis selatan, baru deh kalo jum'at gue ngadep kiblat"

"lu solat apa anak gunung nyasar? solat kok ngikutin mata angin, dahlah gue duluan ya"


setelah kami bersiap untuk pergi ke mesjid terdekat, kami langsung segera bergegas mengingat waktu yang terus berjalan dan tentunya disini kami juga harus disiplin waktu jika tidak ingin menemui "tegas" nya panitia kampus acara ini.

but, damn.. kampus ini terlalu luas.. kami tidak bisa menemukan masjidnya tepat waktu, sehingga mau tidak mau kami melaksanakan shalat berjamaah disalah satu ruang kelas terdekat yang tak terkunci.. didepan ruang kelas itu tergantung plat nama ruangan tersebut, disana tertulis..


"R. LAB OTOPSI"


 Ketika kami masuk ke ruangan ini, Ruangan ini lumayan gelap, tapi cukup terlihat jelas bangku dan meja yang berantakan ditinggal oleh mahasiswanya, dan yang dari namanya ruang OTOPSI, setahuku pasti  berkaitan dengan organ-organ tubuh manusia, dan hal-hal menakutkan lainnya, disini perasaan ku mulai merasa tidak enak.

 dan benar saja, ketika aku menyalakan lampu, langsung terlihat banyak miniatur-miniatur organ dalam tubuh manusia terpajang didalam lemari kaca, miniatur kepala manusia, dan lengkap dengan adanya manequin peraga otot-otot manusia dipojok ruangan, yang seolah menatap kami, seolah meminta kami segera pergi dari ruangan ini dengan ketidak nyamanan yang ada.

 Meski sambil diiringi perasaan tidak nyaman, dan merasa ada sesuatu yang aneh di ruang ini, kami "terpaksa" harus tetap melaksanakan shalat diruangan ini, karna waktu yang sudah tidak akan sempat apabila kami ingin mencari masjid lagi.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

setelah shalat diruangan tersebut kamipun langsung "ngacir" kembali kekamar kami. bersiap-siap untuk acara selanjutnya.

hmm? kenapa? mungkin diantara pembaca sekalian banyak yang mengira atau mengharapkan adanya scene horror di scene tadi ya? tapi maaf karena mengecewakan kalian semua, yah.. penulis juga sebenarnya seorang penakut sih.. jadi yah.. jangan panggil penulis ini sebagai tukang php ya...




*** dikamar kami, setelah shalat maghrib ***



"hanjaay, baru pertama kali gua shalat di markas mahluk ghaib" keluh dimas kepada kami semua, dengan nafas terengap-engap karna ngacir dari ruang tadi kesini.

"lagian salah lo nih wan, sok tau sih lu! udah tau ni kampus luas, saking luasnya dari kelas ke kantin aja naik angkot sekali" kesal miko karna ke sok tahuan ku tadi.

"iyaa2 sorry elah, gitu aja marah.." sahutku, meminta maaf pada mereka

"bukan masalah gitu aja-nya wan! kita tadi shalat di ruang otopsi! lu bayangin, tiap hari ada praktek, ada mayat dibedah-bedah disitu!" bentak dimas kepadaku, terlihat jelas ia ketakutan setengah mati sedari tadi

"eh ko kita bisa nyasar ke ruang itu si? kan lumayan jauh" tanya rio kepada kami.

"kenapa kita ganyasar ke mess perempuan ya?"


"eh, masalahnya bukan itu yo, ini kan mess, letaknya deketnya sama komplek gedung ekonomi, itu ruang otopsi ngapain ada disitu?" jawab miko dengan nada penasaran

"iya kan? gak logis banget, gamasuk akal! penulis yang nulis cerita kita aneh nih bro" sambung alvian, eh? ko bawa-bawa nama penulis??



"aaa udahlah bodoamat, kita skip aja skip.." sahut dimas yang menyela pembicaraan kami karena tidak lagi mau mendengar cerita-cerita mistis.



"ehiya.. ngomong-ngomong nantikan kita jurit malam.. berpasangan kan ya sama cewe?" lanjutku, mencari topik untuk dibicarakan

"yoi.. ah, mudah-mudahan gue dapet sama doi yaallah.." lanjut rio

"yee, dasar homo sok-sok'an tobat, sok-sok'an suka sama cewe lu" ledek miko kepada rio, sambil ia menjitak kepala rio.

"eh.. kalian gimana? ada cewe yang lagi kalian suka ga? ngarep dapet pasangan sama si dia ga? kalo iya sama siapa?" tanya kembali rio dengan wajah ngeselinnya, "lu gimana mik?"

"ah? gue engga deh, biasa aja, abisan cewe di sekolah kita keteknya bau kaki semua" jawab miko.

"yee, lu mah doyannya ama cabe-cabean ya, dasar anak motor, muka knalpot, daki oli. lu? lu gimana yan?" tanya rio kepada alvian.
 
"wah gue mah udah tunangan yo, dada nya gede lagi.. bisa gue jadiin pegangan hidup gue.. maap aja ya kawan kawan.." jawab alvian.

"iyaaa yan, iyaa lu jadiin pegangan hidup kek, pedoman hidup kek, sumber mata air kek.. bodo amatt, nyesel gua nanya lu..  lu gimana wan?"

hm? aku? akupun menengok kearah teman-temanku yang lain, mereka semua menempatkan fokus mata mereka kearah ku. perempuan ya? aku bingung harus menjawab apa, satu-satunya perempuan yang sangat kukenal dan sangat dekat denganku hanyalah Tara, hanya dengan dia aku bisa berbicara lancar, sedangkan dengan perempuan lain aku berbicara sepatah-patah seperti anak TK baru belajar baca Iqra. (Iya Iqra, yang di cover belakangnya ada gambar kakek kakek pakai blazer, megang tongkat ituloh) duh bagaimana ini? jika kujawab tidak ada, pasti mereka meledek aku homo, jadi.. apa harus kujawab Tara saja? tapi... hmm yaa.. baiklah.. sudah kuputuskan..

"ah gaada bro, jujur gue masih suka sama lu yo" entah kenapa, jawaban inilah yang keluar dari mulutku, mungkin karna aku tak ingin ada perselisihan di persahabatan ini, atau mungkin aku takut kena amukan tara jika ada salah satu diantara kawan ku yang memberitahunya.

"aihh, iyaa, merinding gua dengernya.. jauh-jauh lu wan, sorry ya.. gue laki-laki normal.. ya gue sukanya sama laki-laki normal juga lah! pea lu wan"

"itu sama aja bego.. eh, terakhir nih.. lu gimana dim? ada inceran ga? lu gasuka cowo juga kan?" lanjut miko, bertanya kepada dimas


"ah.. gua.."


 "dahlah mik, lu tau kan dimas pemalu, jangan dipaksa"
 "malah dia saking malunya, mau ijin pipis, malah gajadi, lebih milih pipis ditempat daripada harus ijin"
 "iya lu mik, lagipula lu kan tau dimas mainnya sama kita-kita aja, mana mungkin dia suka sama cewe?"

belum selesai dimas berbicara, perkataan dia langsung diserobot begitu saja oleh aku,alvian,dan rio.


"gua suka sama alisa bro" dimas melanjutkan kata-katanya kembali, yang sontak mengagetkan kami semua


"Alisa?? wah.. serius lu??"
"Alisa yang mana?? yang suka ngupil pake jempol dipinggir jalan ya??"
"Alisa anak OSIS bukan??" tanya kami semua kepada dimas, yang tentu saja menanyakan pertanyaan ini secara bersamaan.

"iyalah yang itu, emang ada berapa ekor alisa di sekolah kita?... dan lagipula dia kalo ngupil pake jari manis ko"

kami semua kaget, dan tertegun mendengar perempuan tipenya dimas, untuk kalian ketahui, Alisa ini adalah anak buahnya si Bryan, menjabat sebagai sekretaris osis, masuk kelas unggulan, tentunya karna otak cerdasnya, dan juga keluarganya pun keluarga yang terhormat.

"Dim? lu serius? mending lu baca juz'ama deh, kayanya lu keserupan arwah kodok dibedah dari ruang otopsi tadi" ledekku kepada dimas.

"yah gitu ya wan? emang kenapa? karna gue cupu ya?" tanya dimas dengan wajah memelasnya, yang sontak langsung memancing rasa bersalahku.

"weh wan!" bentak miko dari belakang sembari ia menjitak kepalaku. "lu jangan ngomong gitu dong, gaada yang gamungkin.."

"bener tuh wan.. "love will always find a way" bro.." lanjut rio dengan nada sok puitisnya, sambil datang menghampiri dimas dan lalu merangkulnya. 

"nah mantap tuh yo, kasih tau yo, rahasia andalan kita dari jaman kita smp dulu biar gampang nge-gaet cewe, hmph." lanjut miko memperseru suasana.

"oke.. eh suprapto.. tapikan kita ga satu SMP dulu.. ah bodo lah, skip-skip.. nih ya dim.. denger ya.. gue gatau alisa ini orangnya kaya gimana.. tapi yang namanya cewe ah yaelah, tipe nya itu2 aja sob!" rio menjelaskan dengan serunya.

"gue sih yaelah, gue udah lama bro terjun ke dunia pendekatan dengan cewe.. Udah macem-macem species cewe yang gue temuin.. dari cewe yang pendiem, cewe yang heboh, cewe yang norak, cewe yang lagi nungguin cowonya, cewe yang kelaminnya bukan cewe, cewe yang baru gue ajak kenalan langsung pura-pura mati, sampe cewe yang gue ajak kenalan dia bilang "mas maaf.. kenalannya udah dulu ya, yang ngantri banyak.. ini bensinnya mau ngisi berapa? dimulai dari nol ya mas".. tuh.. dah banyak cewe yang gua jabanin sob."

"hanjayy, embak-embak SPBU lu deketin juga sob?"


"yoih.. jadi.. laksanakan aja misi lu deketin dia, nanti pasti kita-kita bantuin dari belakang.." kata ryo terhadap dimas, entah kenapa kata-kata rio kali ini sangat meyakinkan untuk didengarkan..

"ta.. tapi.. lu tau kan? gue pemalu, cupu, gendut, idup lagi.." keluh dimas membalas kata-kata rio barusan

"kalo diselengkat bukannya jatoh malah gelinding pula" celetuk alvian.

"hmph." rio melakukan facepalm, dan memasang senyum kecil, dan menggelengkan kepalanya.

"eh kerupuk melempem.. lu denger ye, ini kuping dipasang, dengerin nih petuah dari temen lu ini.. yang namanya cewe tuh.. sedingin apapun sifatnya.. setinggi apapun harga diri nya.. pasti bakal meleleh dan balik lagi kebumi ketika ngeliat ada cowo yang rela berusaha mati-matian demi dia seorang. jadi yaa, teruslah berusaha bro.. jangan lupa berdoa.. sama sering-sering curhat ke dukun juga, pasti lu bisa dapetin dia"

"terus? kalo masih gaberhasil juga gimana?"

"nah itu berarti problem ada dicewenya.. mungkin dia lagi terauma pacaran, mungkin dia udah punya suami.. mungkin cewe itu homo kaya lu wan.. atau mungkin dia takut ama muka lu yang tampangnya kaya tampang-tampang penjahat kelamin dikereta" balas rio menjawab pertanyaan dari.. eh tunggu-tunggu? siapa yang bertanya tadi?


ya.. itu kak tian, sepertinya sudah sedari tadi dia menguping kami untuk yang kedua kalinya.

"buset. ko selalu lu mulu si kak yang muncul tiba-tiba. lu siapa si? tuyul?? apa kuroko??" tanya alvian yang sepertinya sudah tidak kaget dengan kemunculan kakak yang aneh ini.

"heh.. dek.. lu denger ya.. lu pada tuh masih sma.. yang lu tau tentang cewe tuh masih sebatas pantai di luasnya samudra hindia.. nih kenalin.."  kak tian lalu memukul dadanya pelan, memberikan gestur tubuh bahwa orang yang dimaksud adalah dirinya  "ketua barisan sakit hati di kampus ini.. Christian "


"............"



"ah, iyasih.. gak heran sih, muka lu emang muka-muka orang yang sering di php'in emang.." sahut miko menjawab kata-kata kak tian barusan.

"ho'oh, dah kak, lu kesini mau ngingetin kita cepetan ke lapangan kan? ko lu malah ngobrol sama kita lu?" lanjut rio.

"iyanih, gabecus lu kak, gabecus. dah bro, ayo kita kelapangan duluan, kita aduin orang aneh ini ke kak ratu" lanjut alvian memperpanjang ejekan rio ke kak tian.


sembari kami pergi meninggalkan ruangan membawa peralatan-peralatan yang sudah diinstruksikan sebelumnya, kak tian hanya bersender didepan pintu, menatapi kepergian kami semua, memasang wajah heran dan berkata

"wey kampret, gua kakak senior lu juga"


dan selanjutnya, kami pun siap untuk malam yang sangat panjang...
yap.. jurit malam, kami siap.. siap untuk berduaan dengan perempuan, bwehehe.






Senin, 21 Desember 2015

Awan, Chapter 6 : First Day





Ketika kami semua masuk melewati pintu gerbang, terlihat sudah banyak orang di lapangan, tempat dimana kami semua harus berkumpul, terlihat bahwa mereka sudah terlebih dahulu sampai kesini.

setelah kami semua berbaris rapih sesuai dengan kelas masing-masing, tiba-tiba cahaya harapan kami perlahan tumbuh kembali, terlihat kakak-kakak mahasiwa dari kampus ini memasuki lapangan, dengan mengenakai seragam almamater berwarna merah, dan name-tag yang juga bertuliskan "Panitia Study Campus 2015". Syukurlah studycampus ini di panitiai oleh kakak-kakak ini, bukan oleh bryan dan kelompok nya itu

semua mata langsung tertuju kearah podium, ketika tiba-tiba salah satu wanita cantik menaiki podium upacara

"hallo adik-adik, nama saya Ratu, saya ketua Perwakilan Mahasiswa yang sekaligus menjadi ketua panitia selama study campus ini. selamat datang di kampus ini. dan juga.. selama 3 hari kedepan saya yang akan menjadi RAJA kalian, bukan ratu."

"menjadi raja kalian"? terdengan seperti ucapan seorang diktator bagiku.. entah kenapa perasaan ku tak enak mengenai ini.

"duh kenapa jadi raja, kakak udah jadi dewi dihati aku" sahut seolah seorang pria terdengar dari baris depan kelas seberang, yang sontak langsung memancing perhatian kak putri yang langsung menatap kearah pria itu. dan hanya satu orang yang cukup berani dan bodoh untuk berbicara seenaknya seperti itu kepada semua wanita..

"kamu. maju kesini. temenin kakak" sahut kak putri memanggil orang yang menyeletuk tadi untuk maju kedepan.

yah aku tau pria itu pasti dia..

terlihat sekarang bryan berdiri diatas podium bersama kak putri, terlihat dari sini bahwasanya kak putri bingung melihat bryan, yang seharusnya takut atau malu, tapi ia malah mengeluarkan senyum bahagia seperti seorang ayah yang baru bertemu anaknya yang baru lahir, atau  orang yang baru saja poop setelah seharian menahan ganasnya gejolak isi perut yang ingin keluar (nahan boker untuk simpelnya). itu semua moment-moment yang bahagia kan?

"eh, kamu tau? saya kebetulan anak psikologi. sampai saat ini saya tau bahwa kamu anak manja, yang cukup brengsek dengan bersembunyi dibalik bayangan orang tua kamu di sekolah" lalu kak putri menengok kearah kami "bener ga? yang benci sama orang ini mana suaranya coba?"

"WHHOOOOAAAAAAAA"

seketika lapangan menjadi ramai, sangat ramai, dipenuhi dengan teriakan orang-orang yang membenci bryan, ada yang berteriak "BETUL KAA" "MANTAPP", ada yang berteriak sambil melompat-lompat, ada yang mengibarkan bendera slank, ada yang mengangkat lightstick, seketika lapangan ini berubah menjadi seperti konser

"lihat? ini barisan orang yang membenci kamu, sekarang bertambah satu, yaitu saya. dah sekarang kamu lari ya keliling kampus 4x sambil bawa mengebarkan bendera slank itu ya"

ketika kami semua histeris bahagia mendengar perkataan kak putri, ada seorang laki-laki yang juga mahasiswa menghampiri kak putri, lalu berbicara dengannya sebentar

kami semua langsung tertegun, terdiam ketika kak putri mengangkat mic nya kembali, dan berkata..

"tch. heh kamu, saya gapeduli nama kamu siapa, sekarang kembali ke barisan kamu, hukuman kamu saya tunda"

ini pasti perintah  salah satu guru yang melarang bryan diperlakukan seperti itu.

benar-benar uang dapat membeli segalanya kan?

sementara bryan menuruni podium, ia terlihat tersenyum sinis dan menatap sombong kearah kami semua. seolah-olah berkata bahwa ia tidak mendapatkan hati penonton, namun memenangkan pertarungannya karna sistem. fansnya Rossi pasti tau deh.


"dah karena kita udah kehabisan waktu, mulai detik ini kalian saya serahkan kepada panitia penanggung jawab kelas kalian masing-masing, sekarang kalian dengarkan instruksi kakak PJ kalian, terimakasih"


***


setelah kami sekelas berkumpul dan bertemu dengan kakak PJ kami, yang bernama kak Tian, dan kak Nisa, kami diantar oleh mereka menuju sebuah mess untuk mahasiswa, dan lalu kami ditunjukkan kamar kami masing-masing.

didalam kamar, terdapat 2 kasur tingkat, dan satu kasur tingkat yang atasnya tidak bisa ditempati karna memang sudah tidak layak. yang berarti kamar ini sangat pas untuk aku, rio, alvian, miko, dan dimas, kamipun langsung meletakkan barang bawaan kami kekasur kami masing-masing


"bro, kak putri cakep ya" kata miko yang memulai pembicaraan

"iya, ada manis-manisnya gitu.." sahut rio sembari menghela nafas setelah ia membereskan pakaiannya

"kak nisa juga cakep bro kalo pinggungnya gak bolong" sahutku dengan sedikit jokes yang sudah cukup tak asing bagi mereka

tapi.. reaksi mereka kali ini berbeda.. mereka semua langsung menatap kearahku.. terutama dimas, yang biasanya ia hanya tertawa kecil, kali ini dia melihat kearahku dengan tatapan tajam yang tak pernah kulihat sebelumnya

"a.. apa? lawakannya se-galucu itu ya?"

"wan.. lu gatau? jangan ngelempar lawakan kaya gitu disini.. ntar ada yg kesinggung" kata dimas dengan nada bicara yang sedikit berbeda

"ka nisa nguping kamar kita?"

"bukan kak nisa begook, lu tau kan ini kampus tertua? disini banyak cerita mistisnya bro.. dari ratu siluman.. siluman binatang lah.. hantu tanpa kepala.. pocong.. bahkan kepala sama ucus terbang juga ada katanya bro" jelas dimas lagi-lagi dengan nada yang mistis

"lah itu hantu tanpa kepala sama kepala terbang kenapa gak bersatu satu aja?"

"kaya megazordnya power renjer gitu ya wan, haha" sahut alvian menjawabku

"nah iya ya.. mereka lebih kuat jika bersatu, haha" sahut miko yang ikut nyamber karena perkataan alvian tadi


"Hey!"


kami semua kaget ketika mendengar suara gertakan dari arah pintu, bagaimana tidak, suara itu muncul diwaktu yang tidak tepat. setelah kami menengoknya, ternyata itu ka tian yang sepertinya sudah dari tadi berada di sana

"yaampun, ngagetin aja lu kak"

"bagus gue gak teriak ayam-ayam"

sapa kami kepada kak tian yang sekarang sedang tertawa kecil

"lagian.. bukannya buruan, ini udah rapi bukannya langsung ke spot ketemu, malah ngomongin megazord, kalian udah gede.. tonton yang sedikit lebih dewasa lah.. kaya ultraman.. ato engga boboiboy lah"


tuhkan.. benarsaja dugaku.. ka tian sudah menguping kami daritadi, dan lagipula ada apa dengan selera tontonannya?

"yaudah, sekarang kalian langsung cabut keluar ya.. udah ngaret nih.. kelas kalian sekarang dapet kelas musik, nanti kalo sudah pada ngumpul diluar kakak langsung anter keruang kelasnya, sip ya?"


aku gatau apa-apa tentang kak tian ini.. yang aku yakin pasti dia lebih aneh daripada kami ketika masih sekolah dulu



**diruang musik**


kami tiba di ruang musik universitas ini, ruangnya cukup besar, mungkin lebih tepatnya aula.. dimana ada piano besar, instrumen musik dari biola yang cukup besar sampai dengan biola terkecil nya tuan crab.

"wihh bro.. mantap juga ya.. fasilitasnya lengkap.. sekolah kita adanya ukulele yang biasa dimainin gembel lampu merah doang"

"haha iya dee.. prestasi musik kita lumayan bagus.." sambung ka nisa yang mendengar perkataan ku barusan

"iya? apaaja kak prestasi nya?"

"banyak lah dee, dari lolos sampe tingkat nasional.. bahkan waktu itu kampus kita diundang perform di singapore loh"

"ah biasa aja itumah.. biasa.." jawab rio dengan nada merendahkan

"marching band kita pernah tampil di Bubble Bowl de" sambung kak tian

"......." kak nisa tampak tak mengerti dengan apa yang dikatakan kak tian barusan

"hanjayy bubble bowl?? yang menyelenggarakannya squiliam francyson itu bukan?"

"nah iya itu tau.. sweet victory bro, ampe squilliamnya kaget terus pingsan abis denger band kita tampil"

"anjayy, jadi tertarik masuk sini nih gue kak" kata kami semua serentak



"sstt.. bro.." alvian berbisik padaku "nih kayanya kak tian orang aneh juga kaya rio ama lu"

"weh yang aneh itu elu!"



"eh kak, ini kita ikut kelas musik gaada yg ngajar?" tanya ku kepada kakak PJ yang duduk dibelakang kami

tepat setelah aku bertanya, pintu kami perlahan terbuka

"nah itu dia gurunya dateng" kata kak nisa menenangkan kami


ikut kelas musik.. eh tiba-tiba guru nya dateng..

eh? ko kaya pernah denger ya? ah, lupakan.. sekilas aku berharap guru musiknya tampil cukup sexy mengenakan baju putih, berparas cantik, rambut panjang nan bergelombang..

tapi kenyataan tak seindah harapan..

guru musiknya hampir tak berbeda dengan ibu-ibu yang biasa senam minggu pagi didepan kelurahan.. badannya agak melar.. rambutnya yang berantakan.. dan.. dan.. ah sudahlah.. percuma menjelaskan sesuatu yang tak enak dipikirkan


"bro.. lu inget ratu siluman yang tadi dimas bilang gak? kayanya emang beneran deh.."

"iya.. emang kenapa wan?"

"nih orang menurut gue salah satu silumannya yan.."

"ah yang bener? siluman apaan wan?" sahut rio yang ikut penasaran mendengar perkataan kami

"siluman kulkas dua pintu yo"

"palelu. siluman magic jar kali. liat aja bulet gitu" tambah miko yang ingin ikut berpastipasi

"ini malah masih mending dia berdiri, kalo guling-guling jadi bola bowling dia"

"hm?" aku heran siapa yang berkata seperti itu, karna kami semua diam.. saat aku sadari bahwa ka tian lah yang berkata tadi.. aku makin yakin bahwa ia memang benar-benar orang aneh

"eh tian! lu tuh bukannya omelin, malah ikutan! dan kamu de, belum apa apa udah berani ngeledek guru kami! nanti abis ini kamu ketemu kakak ya!"


ya.. setelah  kelas musik selesai, kami langsung digiring kak nisa untuk bertemu dengan panitia-panitia lainnya, setelah lama disidang, akhirnya kami dihukum untuk lari di lapangan 3x putaran.



"totally worth it bro" kataku kepada yang lainnya sembari kami berlari

"jadi itu siluman kulkas, bowling, apa magic jar? putusin sekarang!" sahut alvian

"berisik lu yan! itu megazord! gabungan kulkas, bowling, magic jar, gentong, sama kepala terbang! puas lu?" kata miko dengan kesal

"lagipula kenapa gua ikut lari sih? kan yg ngeledek kalian doang, gua diem" gerutu dimas kepada kami


kami semua pun menikmati saat-saat kami dihukum mengitari lapangan, yang disekitarnya terdapat pepohonan.. jadi yah.. anggap saja olahraga lari siang..

selain pepohonan, disekitar lapangan tentu saja ada belakang gedung utama, ada gudang, ada anak kecil perempuan menatap kami.. dan juga terlihat dari jauh terdapat kantin diujung sana..

he? tunggu? anak kecil? perempuan?

ah mungkin cuma imajinasi ku saja



**Bersambung**


*note : next chapter bakal agak sedikit lebih panjang :v stay tune, mate!

Kamis, 10 Desember 2015

AWAN, Chapter : 5 : Sweet Side




"waan, gerak cepett, ntar kita gakebagian duduk strategis, ntar kalo kursinya penuh lu mau duduk gua pangku??"

"yaudah lu naik aja duluan kampret, ini dimas ama tara beli snack di bekasi kali ya? gabalik-balik kampret"

"lagian mereka beli snack apaan si? snack kobra? sanca? python?"

"itu snake kampret, gue patok lu"


Teriak alvian didepan pintu masuk bus kepada ku yang masih menunggu dua orang sahabatku, tara dan dimas yang sedang beli snack (jajanan, bukan ular loh ya) entah dimana.

"tong temennya masih belom dateng juga? udah tinggal aja, suruh nyusul naik Go-jek, udah jam nya terbang nih kita"

sapa beibeh, eh babeh maksudnya, yang turun dari bis dan langsung menghampiri ku, hari ini babeh terlihat berbeda.. selain kali ini dia tidak memakai baju dinas satpam dan dalaman kaos JKT48, lalu apa lagi ya? ohshit. rambutnya kini tidak belah tengah lagi, kini semuanya disisir kebelakang, dengan porsi pomade lebih banyak. Rambut dan jidatnya terlihat begitu bersinar terkena pantulan sinar matahari.



"waaan, bantuin bawain buruann" teriak tara dari kejauhan kepadaku, terlihat dari jauh ia membawa 2 plastik kresek dan bagpack yang besar. pernah lihat anak gunung bawa tas merk cosina? iya, seperti itu tas yang dia bawa.

"Nah tuh dia beh orangnya, abis ngerampok alfamaret" kata ku kepada babeh sambil berjalan menghampiri mereka berdua.



"Nih! buktikan kalo lu laki2!"  kata tara sambil menyerahkan 2 plastik kresek besarnya kepadaku setibanya aku didepannya

"emang tugas laki-laki ngangkat-ngangkat doang apa. gasemua laki-laki itu kuli, dan gasemua perempuan itu tukang masak weh"

"yaudah bawain cepetann, kita udah mau ditinggal nihh. eh gua duluan yaa" sela dimas kepada kami, iapun meninggalkan kami dengan bawaan kami, dan langsung pergi kedalam bis.


akupun langsung mengangkat plastik pertama, dan..

"tar-tar wait.. encok gua kambuh.."

"alah manja luu, dah cepetan bawain. gue aja kuat ko"

sungguh.. plastik berisi minuman botol ini memang cukup bahkan sangat berat. dan ini masih plastik pertama, sedangkan tara membawa keduanya sekaligus. sekarang pasti kalian mengerti kenapa tara disebut sebagai wanita kekar.

"beuh, banyak amat supply kita. sukses besar. emang di alfamaret gaada CCTV ya? ko lu bisa dapet sebanyak ini?"

"itu gua bayar yatuhaan, emang muka gue muka rampok apaa"

"bah, lu tampang yakuza dengan tato kerokan tar. eh ngomong-ngomong ko lama amat? alfamaret kan deket dari sini"

"iyasih, tadi gue beli sesuatu dulu di apotek, abis di alfamaret nya kosong katanya"

"emang di apotek jual bir?"

"GUE BELI OBAT LAHH ASTAGAA"


selagi aku meledek tara, tak terasa kami sudah sampai didepan bis kami, babeh-pun membantu mengangkat plastik bawaan kami kedalam bis.

setibanya kami didalam bis, semua orang menatap kami dengan tatapan "ini dia sikampret yang buat kita ngaret".

"oii" panggil alvian yang duduk dibagian tengah bis, sambil melambai-lambaikan tangannya, didepan tempat ia duduk juga sudah ada rio, dimas, dan rani. sedangkan miko seperti biasa dia duduk dipaling belakang. katanya dia punya alasan tersendiri sih.

"wuih pesta besar.. untung aja petugas ama kasirnya tadi ga manggil polisi ya tar" sapa rio kepada kami yang langsung duduk disamping alvian. (Posisinya alvian dipojok, aku ditengah, tara dipangku.. ah i mean dia di pinggir")

"gue denger kata-kata gitu sekali lagi, gue patil lu satu-satu. ini gua bayar astagaaah"


tak lama kemudian, muncullah bu yana guru BK kami, untuk mengabsen bahwa semua murid yang menaiki bis itu sudah hadir dan duduk ditempatnya masing2.

setelah memastikan bahwa semua murid sudah lengkap, bis yang kami naiki pun segera berangkat menuju salah satu kampus yang konon katanya merupakan salah satu kampus tertua di jakarta. lagipula benar kata rio, kenapa harus uji mental/nyali? mending uji iman ketempat yang remang-remang, kan?

yaah setidaknya kami masih bisa berharap menguji Kefokusan kami melihat kakak mahasiswi-mahasiswi nya ketika siang hari nanti.

disampingku aku melihat tara yang sedang membaca artikel di smartphone nya

"tar, ngapain lu? baca primbon? udahlah tar.. kita gacocok.. jangan dipaksain.. mau lu browsing di primbon kek.. love meter di games.co.id kek hasilnya nihil tar.."

"eh muka mendoan setengah mateng, geer amat lu! gua lagi baca-baca artikel! dah sono lu jangan ganggu" balas tara yang kesal karna aku mengganggu konsentrasinya

ta.. tapi.. astaga.. memang sih.. wajah ku putih, datar, dan sedikit kenyal. tapi apa wajahku cukup se-berantakan itu untuk disamakan dengan mendoan setengah mateng?

ah sudahlah, aku sih sudah biasa diledek seperti itu, dan itu masih mending, dulu aku sempat dipanggil "muka rujak bebeg" olehnya, malah lebih hancur kan?   ah.. skip, skip. lalu saat aku melihat kesamping aku melihat alvian yang sedang fokus mendengarkan musik lewat earphonenya sambil melihat pemandangan kemacetan dan jemuran baju kearah jendela (hey dude, this is jakarta. pemandangan apa yang kalian harepin?)

terlihat pria aneh itu terhanyut dalam balutan melodi yang sedang ia dengar, itu jelas bisa terlihat dari kepalanya yang melakukan mini headbang (mengangguk-angguk), hm.. mungkin dia sedang mendengar lagu rock, edm, atau metal mungkin?

"yan, nyetel apa? EDM?" sapa ku kepada alvian

ia menengok kearahku dan mengangguk, lalu melepaskan headset di telinga kanannya, dan menyerahkan kepadaku

"kalo EDM cobain denger porter robinson bro, mantap tuh. robin schulz enak juga" kata ku kepadanya sambil memasang earphonenya ditelingaku

setelah aku memasang earphonenya, perlahan aku mulai mendengar lantunan musiknya, penyanyinya perempuan.. dan lyric yang aku dengar..



"lumpuhkanlah ingatan ku, hapus kan tentang dia.. hapuskan memori ku tentangnya~"


"LU NGAPAIN HEADBANG DENGER LAGU GALAU ANJIR!, LU TUH BENER-BENER NGECEWAIN YA!"

"abisnya gua bingung bro kalo denger lagu galo bawainnya gimana.."

kesalku kepada alvian, yang sontak membuat tara merasa terusik karna mengganggu zona pribadinya

.
.
.

setelah tara menjitak aku dan alvian karna dia bilang minyak panas berisik ketika terkena air, maka ia putuskan untuk duduk ditengah kami.

"tar..." sapa miko yang datang dari belakang, memanggil tara dengan wajah memelas

"apa mik? mau ikutan jitak ini bocah dua?"

"engga, gue.. " lalu miko mendekatkan mulutnya ketelinga  tara, untuk membisikan sesuatu..

"oh iya nih ada.." sahut tara sembari ia mengambil obat mabuk darat dari Tas nya "Tadi di alfamaret gaada, gua tau lu gampang mabok, untung gua keapotek dulu.."

"ohiya sip.. makasi tar" sahut miko sembari ia menerima obat yang diberikan tara

"eh ini minyak anginnya sekalian gak?"

"ah dia gamempan pake minyak angin, siram minyak tanah aja, sembuh deh dia" sahutku kepada tara

"elu pake minyak rem. dah tar gausah, gua balik kebelakang ya"


setelah miko kembali ketempat duduknya, aku melihat kearah tara. Kini kalian tau betapa beruntungnya kami mempunyai wanita kekar ini didalam grup ini, terbukti dengan ia tau masing-masing kekurangan kami, dan mencoba untuk memperbaikinya..

dan ia juga rela berkorban untuk kami, jadi dia tadi keapotik untuk beli obat mabuk darat dan sebagainya untuk persediaan kami juga..


"wan, apa lu liat-liat? baru sadar gue cantik setelah kita kenal dari smp dulu?"

"gak tar, lu ternyata ada sisi manisnya juga ya"

"ha? kenapa?"

"gak tarr, lupakannn, lu kenapa kalo gue puji bulu idung lu kedat kedut gitu deh"

"iih, anjir gajelas lu mendoan setengah mateng" sahut tara yang tersipu malu(?) dengan kata-kataku tadi sambil menyubit tangan ku dengan jari yang berkekuatan seperti cubitan tang itu.

"ciee cubit-cubitan, sini tar gua bantuin" sahut alvian yang tiba tiba ikut menyubit tangan ku

"lu ngapa ikut-ikutan nyubit kutill"

sementara itu dimas, rio, dan rani menengok kearah kami

"cubit terus tar terus! ampe daging nya ikut kekopek"

"gile lu ran! psycho lu ye!" sahut dimas kepada rani

"abis awannya ngeselin, tiap gua tagih uang kas bilang uangnya dipake buat kucingnya lahiran dulu, kan gua gatega"

sementara dimas berdebat dengan rani, alvian dan tara menyubit lengan ku, rio hanya menatap kearahku dengan keheningan sambil mengunyah snack cobra, eh snack jajanan lah pokonya, yang tadi tara beli..

tatapan itu.. tatapan apa ya? rasanya aku pernah melihat tatapan dari seorang sahabat ku yang sudah berteman dengan ku 5 tahun lamanya, tapi.. kapan?


"anak-anakk, kita sudah sampai, mohon turunnya bergantian, satu persatu, bawa barang-barang kalian, dan langsung kumpul di lapangan yaa, kita ada briefing dulu"


ketika kami turun dari bis.. langsung terpapar pemandangan disekitar kampus, disini tampak seperti bukan jakarta, masih banyak pohon dan lingkungannya masih sangat asri

"yok bro, kita ke lapangan, buru-buru, mau liat kakak-kakak gemes" sahut rio menepuk pundakku dari belakang

tak lama kami berjalan dan mau memasuki gerbang, aku melihat papan whiteboard besar,  yang berisi pengumuman pengumuman untuk para mahasiswa disini, tapi artikel yang paling menarik perhatian ku adalah lembaran yang intinya berbunyi sebagai berikut.


"karna ada kunjungan sekolah, aktifitas kampus diliburkan 3 hari kedepan"

"......."


aku, rio, miko, dan alvian yang membaca artikel tersebut langsung menunjukan wajah tidak bersemangat kami


haft.. hilang sudah cahaya harapan ku




***   BERSAMBUNG   ***


note : maap baru lanjut nulis, penulis baru dapet anugrah buat nulis lagi setelah baca info di linikini nya commuter line yang berbunyi "ciri-ciri orang cerdas adalah orang yang suka menulis"

stay tune, bro :v!

Rabu, 02 Desember 2015

Galantis - Pharmacy (2015 Albums)








Pharmacy is the debut studio album by Swedish electronic music duo Galantis,[3] released on 8 June 2015.[4][5] The album features three singles ("Runaway (U & I)", "You", and "Peanut Butter Jelly") and a promotional single ("Gold Dust").



The first single "You" was originally on their self-titled EP and currently has over eight million plays on Spotify. However, it was not intended to promote Pharmacy, making "Runaway (U & I)" the album's first official single. "Peanut Butter Jelly" was later released on the pre-release of the album.
Galantis released the single "Gold Dust" on 19 February 2015. It reached number one on Hype Machine's Popular Chart.





For Download CLICK Image Above









alternative Link : MediaFire









Rabu, 25 November 2015

Awan, Chapter 4 : Is This Still Called Care?



hari ini adalah Senin pagi. senin.. adalah hal yang paling dibenci oleh semua orang, mulai Pelajar dari TK 0 Kecil, sampai dengan anak kuliahan yang sudah 7tahun tidak lulus-lulus, orang yang sudah bekerja, dari yang kerja kantoran, dagang, sampai dengan orang yang kerjaannya ngerjain orang dagang, pokonya semua orang deh. tak terkecuali babeh yang sebenernya dapat sogokan 50rb dari Bryan setiap pagi.


TEETTT.. TEET TEETT..
TENONET NONET.. NONETET NONET..



 Bell sekolah yang berbunyi aneh kami berdering, karna hari ini adalah hari senin, maka kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah upacara mingguan.  Sebenarnya aku menyukai upacara ini, karna secara tidak langsung meningkatkan jiwa nasionalisme kita terhadap tanah air. Yang aku tak suka adalah bagian pesan dari guru. yap. ini bagian paling kampret dari upacara.


 Bagaimana tidak? Guru yang tadinya "memang" menyampaikan pidato yang agak sedikit bermaanfaat untuk kami, selalu saja menambahkan embel-embel yang sebenarnya tidak jelas untuk apa. contoh saja bu Wati, ia malah membicarakan hal-hal yang menurutku tak layak disampaikan pada kami disaat upacara begini. Selain ia Secara tidak langsung memamerkan batu cincin di jarinya.. dari batu bacan, batu berdahak, sampe batu ginjal. ia selalu mengulang kata-kata yang sama setiap minggunya, yaitu memuji/memuja Bryan didepan kami


"Nah jadi anak-anak. Contohlah Bryan ini, Selain dia cerdas dan hebat di olahraga, dia juga disiplin dan sopan terhadap guru-gurunya, dia adalah calon pemuda sukses dimasa depan" Cakap bu Wati dengan topeng senyum manis diwajahnya. sementara itu Terlihat Bryan dibaris paling depan hanya memasang wajah angkuh dan bangga mendengar perkataan bu wati tadi.

"Nah anak-anak. jangan kalian mencontoh murid-murid yang tak layak disebut murid ini! sudah pemalas, tidak teladan, kurang juga di akademisnya, kalian nanti mau jadi apa? Tukang Sol sepatu dipinggir jalan?" ledek bu wati kepada kami berlima yang memang sedang disetrap di depan barisan murid-murid lainnya, Murid-murid lainnya pun mentertawai kami berlima


"emang tukang sol sepatu itu adanya dipinggir jalan kan? emang ada yang ditengah jalan?" bisik alvian kepadaku

"ya gaada lah kutill, kelindes mobil jadi perkedel daging kita" sahutku kepada alvian dengan muka kesal

"emang siapa yang mau jadi tukang sol sepatu? elu wan?" balas alvian kembali

"Astaga piyann, bu Wati tuh ngeledek kita begoo, lu tuh ya ud.. "

"Hey! kamu berdua! sudah telat, disetrap, bukannya malu, malah ngobrol aja!" aku dan alvian kaget mendengar bentakkan dari guru pengawas upacara yang memotong pembicaraan kami, yang lalu datang menghampiri dan menarik rambut jambang kami.

sementara itu.. Rio, Dimas, dan Miko malah melirik kearah kami dan berkata "Mampus."  "bro, kuping lu somplak sebelah, mau copot itu". Inilah yang kukatakan sebelummnya, sahabat adalah orang yang akan menambah perihnya luka disaat kita sedang terkena hukuman/masalah.



*** diruang kelas ***


setelah upacara pagi selesai, kamipun langsung berbondong-bondong untuk segera masuk kekelas kami masing-masing

"aahh gilaaa" keluh Miko ketika sampai di ruang kelas "Upacara apaan anjir sampe 2 setengah jam!"

"nah makanya, udah mana bu wati ngomongnya gaberhenti-henti anjir kaya sales MLM" sahut rio menanggapi perkataan miko

"dianya mah enak ngoceh di podium, gakena matahari, lah kita dijemur udah kaya ketan kering mau dijadiin rengginang" lanjut tara yang langsung menghampiri kami.


"bro, cium deh" alvian yang sedang duduk disampingku menangkat lengannya, menunjukkan "Burket" nya kepada kami

"ih anjir, ngapain lu mamer ketek?!?" kesal ku kepada alvian sambil menutup hidung


"Matahari itu mengambil kesegaran bajuku.." lanjut alvian dengan memasang wajah pongo khasnya itu



"......."


sesal ku hanya bisa kusimpan dalam hati, tentu saja menyesal karna mempunyai teman seperti ini, aku hanya bisa bersabar dan mengelus dada.. dada ku sendiri loh ya, bukan tara


"lagian gara-gara lu nih yo kita kesiangan! jadi disetrap kan!" keluh dimas kepada Rio

"laah ko gue? gara-gara awan nohh semalem ngelus-elus sama meluk gue mulu! jadi gabisa tidur guee" Sahut Rio melempar masalahnya kepadaku

"enak aja lu! gara-gara miko noh! tidurnya badannya melingker, kan gue kesempitan!"

"jadi gue dah.. nih gue juga kesempitan gara-gara si alvian tidurnya posisi kayang" miko melempar masalahnya ke alvian

"eh mending ya gue kayang! si rio noh, sikap lilin dia tidur nya"

"hehe olahraga malem bro"

"eh semalem kita tidur apa praktek senam lantai anjir" ceplosku menanggapi semua perkataan mereka


"ooh, jadi kalian semalem masih nginep dirumah dimas, terus karna gabisa tidur kalian jadi terlambat?" tanya tara kepada kami

"iyanih tar! pada gabisa tidur gara-gara gakedapetan tempat tidur! banyak nyamuk pula kan" jelas rio kepada tara

"gabisa tidur karna kesempitan dan banyak nyamuk, apa karna ada PS disana?"



"......."



mendengar perkataan tara barusan, kami semua langsung terdiam, rupanya semua akting kami tidak mempan juga padanya.

"eh tar, ngomong-ngomong hari ini ada pr gak? oh ada ulangan BK ya? damn gue lupa belajar" usaha rio untuk mengalihkan perhatian

"halah! tuhkan bener! kan gue bilang apa! gausah nginep! nilai kalian tuh udah jeblok tau ga! dikit lagi kita Ulangan kenaikan kelas! ini malah begadang main PS sampe pagi!"


Seperti yang kubilang, tara mempunyai sifat keibuan yang sangat Care terhadap kami semua, sebelum ini kami memang sudah janji padanya bahwa main PS hanya setiap malam minggu, dan itu juga untuk refreshing otak. Pada hari minggunya juga kami bilang padanya berkumpul dirumah dimas hanya untuk belajar bersama.. tapi yah.. malah jadi seperti ini..


"t.. tapi tar.." usaha alvian berbicara dengan gugupnya kepada tara yang sedal kesal

"Gausah tapi-tapian! dah pokonya kalian hariini tuntasin tuh semua Remed kalian!"

"ki.. kita semalem ga main PS ko.."

"GAUSAH BOKIS!!"

"k.. kita c.. cuma nonton Nemo semaleman tar.."




 *** Siang hari, seusai  pelajaran terakhir, diruang kelas***




aku menatapi punggung tara dari belakang, setelah dia tidak menghiraukan kami dari tadi pagi, sepertinya dia marah kepada kami

"bro, ibu kost masih ngambek tuh.." bisikku kepada rio yang duduk disamping ku

"i.. iyanih.. gawat kabeh bro, kalo dia masih ngambek bisa-bisa gak makan seminggu kita"

akupun memutuskan untuk menegur tara, karna kalau dia masih ngambek juga, maka tak ada yang mengajari MTK kepada kami untuk ulangan semester senin besok, dan tak ada lagi orang yang memasak Indomie selezat tara, dan pembagian jatah mie nya untuk kami berlima juga bisa sangat adil

"tar.." aku menegur tara dengan suara gemetaran

"apa? mau ngajakin gue main lagi? ngajakin gue main PS? apa mau ngajakin nonton nemo lagi?" tara menoleh kearahku, dengan tatapan yang sudah tidak se-sinis tadi pagi, kurasa amarahnya sudah turun sekarang

"awan mau ngajakin lu jadian kali tar" Lantur rio yang duduk disamping ku

"sembarangan lu yo, eh tar.. "

"Perhatian teman-teman!" hm? sang ketua kelas berbicara didepan kelas memotong pembicaraanku dengan tara, sepertinya dia ingin mengumumkan sesuatu.

"jadi.. senin besok kan ulangan semester, jadwalnya nanti gue bagiin.. dan laluu, sekolah ngasih kita hari libur kamis & jumat buat kita belajar dirumah."


"wuihh mantap, libur 4 hari bro" lantur miko dari belakang yang terdengar sampai bangku kami


"yoyoii, kerumah dimas lagi ya mik, gu.."  kata-kata oleh rio barusan seolah terpaksa berhenti ketika menyadari tara menatap kami dengan tatapan haus darahnya

"gaa! gaada  Main PS sama nonton nemo lagi! 2 hari itu dirumah dimas belajar! ntar gue sama Rani yang ngajarin"

tentu kami hanya bisa mengangguk mendengar perkataan tara lagi, sementara itu alvian terlihat sedih.. sepertinya karna dia tak bisa bertemu Nemo nya untuk 2 minggu lebih


"Ohiya satu lagi, seminggu abis ulangan, sekolah kita bakal ngadain kegiatan peningkatan mental dan kunjungan lagi ke salah satu kampus tua di jakarta, oleh karna itu siapin uang 50rb buat makan sama transport ya"


"wah, kunjungan lagi.. kenapa ga mereka nya aja sih yang kesini.."


"peningkatan mental itu jurit malam kaya tahun lalu kan bro?"

"mental itu kalo lu di kame-kame-ha bro"


"wih ke kampus.. kampus.. ayam kampus.."  << ini alvian

"gaada ayam kampus piyann bego! malem-malem adanya ayam tiren! mau lu? cakep tapi pinggangnya bolong" 


begitulah kiranya reaksi dari kami, sekolah kami memang tiap tahunnya mengadakan acara seperti ini, entah tujuannya hanya untuk refreshing otak, menempa iman & mental kita, atau ini hanya ide nya sikampret Bryan agar dia bisa berduaan dengan perempuan, atau berkenalan dengan ayam kampus disana

tapi yah.. kalau dipikir-pikir acara ini cukup seru juga sih, karna kami akan dipasangkan dengan lawan jenis, mungkin aja nanti akan dapet yang manis-manis gitu kann.. ah, skip deh.. sebaiknya aku fokus belajar dulu sebentar, kalau nilai kami jeblok lagi, kami semua bisa di cincang halus, dijadikan kornet oleh tara.



**hari sabtu siang, dirumah dimas**


aku datang kerumah dimas karna diperintahkan tara untuk kerja kelompok disana, apa kau mencerna kata-kata ku barusan? ini perintah, beda dengan "hari ini kami diajak tara". get it? inilah kenapa kami mau tidak mau datang kesana.


"oi bro.."

"oi.."

"yo bro.."


tampak Miko, Alvian dan Rio menyambut aku yang baru datang dengan wajah malas-malasan, niat tak niat, wajah yang menunjukan bahwa badan dan nyawa nya terpisah, sangat berbeda dari minggu lalu kan? minggu lalu ketika tiba disini kami langsung tertawa riang, berguling guling, loncat-loncat disofa dan sebagainya..  sekarang kalian mengerti.. betapa mutlaknya perintah tara. fardha ain bro!

sementara itu terdengar suara motor melesat mendekat kearah kami.. kalian tau? suara motor menakutkan yang sudah sangat familiar itu bagai suara motor Ghost Rider bagi kami.. yap.. itu adalah motor tara, yang sedang membonceng rani


"astagaa, kalian bukannya baca-baca dulu keek, malah bengong aja. yaudah ayo lah mulai" aku tak mendengar sapaan biasa tara yang berbunyi "hei para maho!", ini membuktikan kalau dia benar-benar serius soal ini.

"belajar apa dulu nih? MTK ya" tanya tara yang begitu tiba langsung duduk diruang tamu, menggelar gulungan suci dan buku-buku yang sangat tebal, yang terlihat seperti buku telpon bagi kami.

"ah.. masa langsung MTK.. kita warming up dulu.. mulai dari pelajaran hari senin dulu deh.. mtk kan hari kamis.. kita bisa belajar hari rabu.. yagak?"  sahut miko, menolak keras belajar MTK

"senin? pelajarannya apa?" tanya tara kepada rani

"Biologi, Penjaskes, sama sejarah" jawab rani dengan tenang terhadap tara

"yaudah kita belajar biologi yaa"

"wait.. emang biologi nya BAB apa tar?" Tanya rio kepada tara

"BAB VI. Reproduksi manusia"


"........."


Aku, Rio, Dimas, Alvian, dan Miko saling menengok dan menatap wajah satu sama lain. sepertinya apa yang ada dipikiran ku juga ada dipikiran mereka.

"Ah skip tar, belajar penjas aja" sahut rio menjawab pertanyaan tara

"loh? kenapa? biologi susah loh"


"........."

kami semua terdiam sejenak,menatap wajah satu samalain lalu mengangguk menandakan "OK" untuk memberitahu apa yang kami pikirkan


"di BAB itu kami udah dewa tar"

"iya skip aja, itu kami udah belajar otodidak BAB itu dari kelas 3 SD ko"



"........."

Mendengar perkataan kami barusan tara hanya bisa bengong, seperti nya dia mengerti apa yang kami maksud.


Setelah debat yang cukup lama dan sengit akhirnya kami memutuskan, iya memutuskan.. memutuskan dengan sedikit paksaan.. paksaan dan ancaman tentunya.. untuk belajar MTK. yap. perdebatan dimenangkan oleh tara.








*** Bersambung ***