Rabu, 25 November 2015

Awan, Chapter 4 : Is This Still Called Care?



hari ini adalah Senin pagi. senin.. adalah hal yang paling dibenci oleh semua orang, mulai Pelajar dari TK 0 Kecil, sampai dengan anak kuliahan yang sudah 7tahun tidak lulus-lulus, orang yang sudah bekerja, dari yang kerja kantoran, dagang, sampai dengan orang yang kerjaannya ngerjain orang dagang, pokonya semua orang deh. tak terkecuali babeh yang sebenernya dapat sogokan 50rb dari Bryan setiap pagi.


TEETTT.. TEET TEETT..
TENONET NONET.. NONETET NONET..



 Bell sekolah yang berbunyi aneh kami berdering, karna hari ini adalah hari senin, maka kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah upacara mingguan.  Sebenarnya aku menyukai upacara ini, karna secara tidak langsung meningkatkan jiwa nasionalisme kita terhadap tanah air. Yang aku tak suka adalah bagian pesan dari guru. yap. ini bagian paling kampret dari upacara.


 Bagaimana tidak? Guru yang tadinya "memang" menyampaikan pidato yang agak sedikit bermaanfaat untuk kami, selalu saja menambahkan embel-embel yang sebenarnya tidak jelas untuk apa. contoh saja bu Wati, ia malah membicarakan hal-hal yang menurutku tak layak disampaikan pada kami disaat upacara begini. Selain ia Secara tidak langsung memamerkan batu cincin di jarinya.. dari batu bacan, batu berdahak, sampe batu ginjal. ia selalu mengulang kata-kata yang sama setiap minggunya, yaitu memuji/memuja Bryan didepan kami


"Nah jadi anak-anak. Contohlah Bryan ini, Selain dia cerdas dan hebat di olahraga, dia juga disiplin dan sopan terhadap guru-gurunya, dia adalah calon pemuda sukses dimasa depan" Cakap bu Wati dengan topeng senyum manis diwajahnya. sementara itu Terlihat Bryan dibaris paling depan hanya memasang wajah angkuh dan bangga mendengar perkataan bu wati tadi.

"Nah anak-anak. jangan kalian mencontoh murid-murid yang tak layak disebut murid ini! sudah pemalas, tidak teladan, kurang juga di akademisnya, kalian nanti mau jadi apa? Tukang Sol sepatu dipinggir jalan?" ledek bu wati kepada kami berlima yang memang sedang disetrap di depan barisan murid-murid lainnya, Murid-murid lainnya pun mentertawai kami berlima


"emang tukang sol sepatu itu adanya dipinggir jalan kan? emang ada yang ditengah jalan?" bisik alvian kepadaku

"ya gaada lah kutill, kelindes mobil jadi perkedel daging kita" sahutku kepada alvian dengan muka kesal

"emang siapa yang mau jadi tukang sol sepatu? elu wan?" balas alvian kembali

"Astaga piyann, bu Wati tuh ngeledek kita begoo, lu tuh ya ud.. "

"Hey! kamu berdua! sudah telat, disetrap, bukannya malu, malah ngobrol aja!" aku dan alvian kaget mendengar bentakkan dari guru pengawas upacara yang memotong pembicaraan kami, yang lalu datang menghampiri dan menarik rambut jambang kami.

sementara itu.. Rio, Dimas, dan Miko malah melirik kearah kami dan berkata "Mampus."  "bro, kuping lu somplak sebelah, mau copot itu". Inilah yang kukatakan sebelummnya, sahabat adalah orang yang akan menambah perihnya luka disaat kita sedang terkena hukuman/masalah.



*** diruang kelas ***


setelah upacara pagi selesai, kamipun langsung berbondong-bondong untuk segera masuk kekelas kami masing-masing

"aahh gilaaa" keluh Miko ketika sampai di ruang kelas "Upacara apaan anjir sampe 2 setengah jam!"

"nah makanya, udah mana bu wati ngomongnya gaberhenti-henti anjir kaya sales MLM" sahut rio menanggapi perkataan miko

"dianya mah enak ngoceh di podium, gakena matahari, lah kita dijemur udah kaya ketan kering mau dijadiin rengginang" lanjut tara yang langsung menghampiri kami.


"bro, cium deh" alvian yang sedang duduk disampingku menangkat lengannya, menunjukkan "Burket" nya kepada kami

"ih anjir, ngapain lu mamer ketek?!?" kesal ku kepada alvian sambil menutup hidung


"Matahari itu mengambil kesegaran bajuku.." lanjut alvian dengan memasang wajah pongo khasnya itu



"......."


sesal ku hanya bisa kusimpan dalam hati, tentu saja menyesal karna mempunyai teman seperti ini, aku hanya bisa bersabar dan mengelus dada.. dada ku sendiri loh ya, bukan tara


"lagian gara-gara lu nih yo kita kesiangan! jadi disetrap kan!" keluh dimas kepada Rio

"laah ko gue? gara-gara awan nohh semalem ngelus-elus sama meluk gue mulu! jadi gabisa tidur guee" Sahut Rio melempar masalahnya kepadaku

"enak aja lu! gara-gara miko noh! tidurnya badannya melingker, kan gue kesempitan!"

"jadi gue dah.. nih gue juga kesempitan gara-gara si alvian tidurnya posisi kayang" miko melempar masalahnya ke alvian

"eh mending ya gue kayang! si rio noh, sikap lilin dia tidur nya"

"hehe olahraga malem bro"

"eh semalem kita tidur apa praktek senam lantai anjir" ceplosku menanggapi semua perkataan mereka


"ooh, jadi kalian semalem masih nginep dirumah dimas, terus karna gabisa tidur kalian jadi terlambat?" tanya tara kepada kami

"iyanih tar! pada gabisa tidur gara-gara gakedapetan tempat tidur! banyak nyamuk pula kan" jelas rio kepada tara

"gabisa tidur karna kesempitan dan banyak nyamuk, apa karna ada PS disana?"



"......."



mendengar perkataan tara barusan, kami semua langsung terdiam, rupanya semua akting kami tidak mempan juga padanya.

"eh tar, ngomong-ngomong hari ini ada pr gak? oh ada ulangan BK ya? damn gue lupa belajar" usaha rio untuk mengalihkan perhatian

"halah! tuhkan bener! kan gue bilang apa! gausah nginep! nilai kalian tuh udah jeblok tau ga! dikit lagi kita Ulangan kenaikan kelas! ini malah begadang main PS sampe pagi!"


Seperti yang kubilang, tara mempunyai sifat keibuan yang sangat Care terhadap kami semua, sebelum ini kami memang sudah janji padanya bahwa main PS hanya setiap malam minggu, dan itu juga untuk refreshing otak. Pada hari minggunya juga kami bilang padanya berkumpul dirumah dimas hanya untuk belajar bersama.. tapi yah.. malah jadi seperti ini..


"t.. tapi tar.." usaha alvian berbicara dengan gugupnya kepada tara yang sedal kesal

"Gausah tapi-tapian! dah pokonya kalian hariini tuntasin tuh semua Remed kalian!"

"ki.. kita semalem ga main PS ko.."

"GAUSAH BOKIS!!"

"k.. kita c.. cuma nonton Nemo semaleman tar.."




 *** Siang hari, seusai  pelajaran terakhir, diruang kelas***




aku menatapi punggung tara dari belakang, setelah dia tidak menghiraukan kami dari tadi pagi, sepertinya dia marah kepada kami

"bro, ibu kost masih ngambek tuh.." bisikku kepada rio yang duduk disamping ku

"i.. iyanih.. gawat kabeh bro, kalo dia masih ngambek bisa-bisa gak makan seminggu kita"

akupun memutuskan untuk menegur tara, karna kalau dia masih ngambek juga, maka tak ada yang mengajari MTK kepada kami untuk ulangan semester senin besok, dan tak ada lagi orang yang memasak Indomie selezat tara, dan pembagian jatah mie nya untuk kami berlima juga bisa sangat adil

"tar.." aku menegur tara dengan suara gemetaran

"apa? mau ngajakin gue main lagi? ngajakin gue main PS? apa mau ngajakin nonton nemo lagi?" tara menoleh kearahku, dengan tatapan yang sudah tidak se-sinis tadi pagi, kurasa amarahnya sudah turun sekarang

"awan mau ngajakin lu jadian kali tar" Lantur rio yang duduk disamping ku

"sembarangan lu yo, eh tar.. "

"Perhatian teman-teman!" hm? sang ketua kelas berbicara didepan kelas memotong pembicaraanku dengan tara, sepertinya dia ingin mengumumkan sesuatu.

"jadi.. senin besok kan ulangan semester, jadwalnya nanti gue bagiin.. dan laluu, sekolah ngasih kita hari libur kamis & jumat buat kita belajar dirumah."


"wuihh mantap, libur 4 hari bro" lantur miko dari belakang yang terdengar sampai bangku kami


"yoyoii, kerumah dimas lagi ya mik, gu.."  kata-kata oleh rio barusan seolah terpaksa berhenti ketika menyadari tara menatap kami dengan tatapan haus darahnya

"gaa! gaada  Main PS sama nonton nemo lagi! 2 hari itu dirumah dimas belajar! ntar gue sama Rani yang ngajarin"

tentu kami hanya bisa mengangguk mendengar perkataan tara lagi, sementara itu alvian terlihat sedih.. sepertinya karna dia tak bisa bertemu Nemo nya untuk 2 minggu lebih


"Ohiya satu lagi, seminggu abis ulangan, sekolah kita bakal ngadain kegiatan peningkatan mental dan kunjungan lagi ke salah satu kampus tua di jakarta, oleh karna itu siapin uang 50rb buat makan sama transport ya"


"wah, kunjungan lagi.. kenapa ga mereka nya aja sih yang kesini.."


"peningkatan mental itu jurit malam kaya tahun lalu kan bro?"

"mental itu kalo lu di kame-kame-ha bro"


"wih ke kampus.. kampus.. ayam kampus.."  << ini alvian

"gaada ayam kampus piyann bego! malem-malem adanya ayam tiren! mau lu? cakep tapi pinggangnya bolong" 


begitulah kiranya reaksi dari kami, sekolah kami memang tiap tahunnya mengadakan acara seperti ini, entah tujuannya hanya untuk refreshing otak, menempa iman & mental kita, atau ini hanya ide nya sikampret Bryan agar dia bisa berduaan dengan perempuan, atau berkenalan dengan ayam kampus disana

tapi yah.. kalau dipikir-pikir acara ini cukup seru juga sih, karna kami akan dipasangkan dengan lawan jenis, mungkin aja nanti akan dapet yang manis-manis gitu kann.. ah, skip deh.. sebaiknya aku fokus belajar dulu sebentar, kalau nilai kami jeblok lagi, kami semua bisa di cincang halus, dijadikan kornet oleh tara.



**hari sabtu siang, dirumah dimas**


aku datang kerumah dimas karna diperintahkan tara untuk kerja kelompok disana, apa kau mencerna kata-kata ku barusan? ini perintah, beda dengan "hari ini kami diajak tara". get it? inilah kenapa kami mau tidak mau datang kesana.


"oi bro.."

"oi.."

"yo bro.."


tampak Miko, Alvian dan Rio menyambut aku yang baru datang dengan wajah malas-malasan, niat tak niat, wajah yang menunjukan bahwa badan dan nyawa nya terpisah, sangat berbeda dari minggu lalu kan? minggu lalu ketika tiba disini kami langsung tertawa riang, berguling guling, loncat-loncat disofa dan sebagainya..  sekarang kalian mengerti.. betapa mutlaknya perintah tara. fardha ain bro!

sementara itu terdengar suara motor melesat mendekat kearah kami.. kalian tau? suara motor menakutkan yang sudah sangat familiar itu bagai suara motor Ghost Rider bagi kami.. yap.. itu adalah motor tara, yang sedang membonceng rani


"astagaa, kalian bukannya baca-baca dulu keek, malah bengong aja. yaudah ayo lah mulai" aku tak mendengar sapaan biasa tara yang berbunyi "hei para maho!", ini membuktikan kalau dia benar-benar serius soal ini.

"belajar apa dulu nih? MTK ya" tanya tara yang begitu tiba langsung duduk diruang tamu, menggelar gulungan suci dan buku-buku yang sangat tebal, yang terlihat seperti buku telpon bagi kami.

"ah.. masa langsung MTK.. kita warming up dulu.. mulai dari pelajaran hari senin dulu deh.. mtk kan hari kamis.. kita bisa belajar hari rabu.. yagak?"  sahut miko, menolak keras belajar MTK

"senin? pelajarannya apa?" tanya tara kepada rani

"Biologi, Penjaskes, sama sejarah" jawab rani dengan tenang terhadap tara

"yaudah kita belajar biologi yaa"

"wait.. emang biologi nya BAB apa tar?" Tanya rio kepada tara

"BAB VI. Reproduksi manusia"


"........."


Aku, Rio, Dimas, Alvian, dan Miko saling menengok dan menatap wajah satu sama lain. sepertinya apa yang ada dipikiran ku juga ada dipikiran mereka.

"Ah skip tar, belajar penjas aja" sahut rio menjawab pertanyaan tara

"loh? kenapa? biologi susah loh"


"........."

kami semua terdiam sejenak,menatap wajah satu samalain lalu mengangguk menandakan "OK" untuk memberitahu apa yang kami pikirkan


"di BAB itu kami udah dewa tar"

"iya skip aja, itu kami udah belajar otodidak BAB itu dari kelas 3 SD ko"



"........."

Mendengar perkataan kami barusan tara hanya bisa bengong, seperti nya dia mengerti apa yang kami maksud.


Setelah debat yang cukup lama dan sengit akhirnya kami memutuskan, iya memutuskan.. memutuskan dengan sedikit paksaan.. paksaan dan ancaman tentunya.. untuk belajar MTK. yap. perdebatan dimenangkan oleh tara.








*** Bersambung ***










2 komentar:

  1. belajar lewat bokep-___- anying ah wkwk gue kira pas baca sub judulnya bakal ada apa-apa sama tara dan awan taunya wkwk. tp ini tuh persahabatan doang ya? atau bakal ada bumbu2 friendzone antara awan sama
    .
    .
    .
    alvian? wkwkwkkw

    BalasHapus
  2. akhirnyaa setelah 1 abad komen juga disini/?. hmmm gantung masa bersambung nyaaa. aku masih gak rela kalo si tara itu cewek/ngek/abaikan

    BalasHapus