Kamis, 19 November 2015
Awan, Chapter 3 : What is Brothership?
setelah setengah murid keluar dari ruang kelas, kami lalu diperintahkan oleh Rahma untuk memilih tempat duduk sendiri-sendiri, asalkan satu meja hanya diisi oleh satu orang ( aku gak yakin, bu Rahma ini memisahkan kami duduk sendiri-sendiri agak kami tidak menyontek, atau karna ia ingin memisahkan homo yang suka menempel satu sama lain ).
ketika ulangan seperti ini aku lebih memilih untuk duduk ditengah, karena ditengah merupakan tempat strategis. aku bisa mendapatkan berbagai informasi dari berbagai sumber disini.
tapi sepertinya tidak...
Tara yang merupakan sumber pencerahan utamaku duduk dipaling depan
Miko duduk dipaling belakang agar bisa tidur
Rio duduk di sebelah kiri ku
Dimas yang meski tidak terlalu pintar namun siap membantu duduk disamping bu Rahma, ia disamping. kadang malah dia duduk dipangkuannya bu Rahma
satu-satunya cahaya harapan ku adalah alvian yang duduk di depan kiri ku.
Pertama aku membuka lembar soal nya.. dan waw.. muncullah pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh pengacara hebat seperti hotman paris hutapea, farhat abbas dan lainnya.
padahal sewaktu SD PKN adalah pelajaran favoritku. karena pasti pertanyaan hanya tentang membantu orang tua, hak2 anak seperti minta jajan kepada orang tua, kewajiban anak untuk minta uang jajan tiap sore, dan membantu menyebrangkan nenek-nenek.
.
.
.
setelah 15 menit aku hanya bisa menjawab soal yang berbunyi "tuliskan penerapan sila ke-5" ya aku jawab saja membantu menyebrangkan nenek-nenek buta pincang, yang sebenarnya tidak mau menyebrang"
.
.
.
10menit kemudian satu persatu siswa pandai seperti tara, rani, ketua kelas dan lainnya mulai keluar dari ruangan. disini lah aku mulai panik.
.
.
.
5 menit kemudian hampir setengah murid sudah keluar dari ruangan. siswa-siswa yang sudah keluar mulai mengejek berteriak "wooy lama amat wooy" "lambaikan tangan ke kameraa" "udahh remed ajaa" dan ada juga yang joget ala cacing kena detergen di pintu untuk memecahkan konsentrasi kami
akhirnya aku memutuskan untuk mencari informasi dari sumber yang masih diruangan.
"sstt. yo. nomer 7-10 udah belom?" sapa ku terhadap rio
"hm? hmmm" rio yang tadinya sedang asik mengupil dengan menggunakan ujung pensil menoleh kearahku, menggelengkan kepalanya menandakan bahwa ia tidak tahu
yang tersisa satu-satunya adalah alvian.. sebenarnya aku tak mau berurusan dengan orang aneh itu.. tapi.. ah, ini sudah terdesak!
"vi!" sapa ku kepada alvian, sesegera alvian menengok kearah ku, aku langsung melempar kertas kosong kearah dia
"isiin jawaban nomer 7-10 bro" bisikku kepada alvian, dan diapun segera mengangguk yang menandakan "ok!"
.
.
.
tak lama kemudian alvian melempar kembali kertas yang tadi kuberikan, dan saat aku buka kertasnya... tidak ada isinya. hanya kertas kosong.
"oy vi! kertas kosong? jawabannya manaa?"
alvian menepuk jidatnya dan minta maaf. ah, mungkin dia hanya salah lempar kertas.. meski begini alvian ternyata baik juga ya. dia tetap solid terhadap temannya yang sedang sulit.
aku menatapi punggungnya yang sedang membungkuk karena sedang menulis, wajahnya dari samping yang sedang menulis jawaban untukku terlihat berkilau untukku. ah.. aku sungguh beruntung mempunyai sahabat seperti dia.
"sst!" sapa alvian kepadaku yang sedang mengagumi dirinya, lalu dia melemparkan gumpalan kertas untukku, wah dia pasti menulis sangat panjang demi bisa membantuku.
dan saat ku buka kertasnya.. disana tertulis
"Jawabnya ada diujung langit, kita kesana dengan seorang anak, anak yang tangkas dan juga pemberani~"
"........"
aku menatap kesal kearah alvian, diapun membalas tatapanku dengan wajah pongo nya, dan mengedipkan satu matanya kearah ku.
sudah kuduga akan begini akhirnya jika berurusan dengan orang aneh.
dan saat itu juga bell aneh sekolah kami langsung berbunyi
"sudah ya anak2. sekarang kumpulkan. dan kalian keluar, gantian sama yang sudah lama menunggu diluar" kata bu Rahma kepada kami.
***
bell sekolah aneh yang menandakan bahwa Jam KBM sudah berakhir pun berdering, karna hari ini adalah hari jumat, aku dan orang-orang aneh tadi berencana untuk mampir dulu kerumah Dimas. Akupun segera pergi ke parkiran setelah dipanggil bu rahma keruangnya karena memaksa nenek-nenek tadi menyebrang.
saat sampai diparkiran terlihat semua teman-temanku sudah menungguku, mereka tidak akan pergi jika aku belum datang. hm? solid? oh.. bukan! ini karena aku punya satu stik PS. sedangkan dimas hanya punya satu stik.
"Nah nihdia sikampret. mana barangnya? barangnya lu bawa kan? hidup kita bakal hambar nih kalo gaada barang itu!" sapa rio kepadaku.
"lu nanyain stik udah kaya nagih narkoba, bawa lah. dah ayo kita caw. dah jam terbang nih" sahutku kepada rio
ketika aku naik kemotor rio dan memakai helm, aku lihat dikejauhan segerombolan perempuan berjalan dilapangan, menuju pintu gerbang dimana ada babeh sedang menyisir rambut klimist belah tengahnya, dan salah satu diantara perempuan itu ada wanita yang tadi pagi disetrap sama dengan ku
"weh wan. liatin apalu?" sapa alvian yang sedang duduk menghadap belakang dimotor Miko. sepertinya dia memperhatikanku menatap perempuan2 itu.
"wah. alhamdulillah.. akhirnya lu suka cewe juga wan.." balas tara yang duduk dimotor Dimas kepadaku.
"berisik kan. gua liatin cewe lu pada komen. gue elus-elusan sama rio lu komen juga, mau lu pada apa?" jawabku pada mereka
"eh tar, ngomong-ngomong lu kenal cewe-cewe yang tadi lewat ga?"
"hm?" tara melihat kearah perempuan-perempuan tadi. "gatau, kayanya anak 11-A Deh. kenapa? mana yang lu incer? yang jalannya miring, yang rambutnya botak atas, ato yang pinggangnya bolong?"
"gak ada tar.. gua hanya buat lo ko" ledek ku kepada tara
"hih, ogah amat gue disukain ama Kenalpot kereta. najess" sahut tara menjawab ledekanku
"dahlah tar, makanya jangan ditanyain lagi.. awan tuh ngeliatin babeh dari tadi" sahut miko kepada tara dan aku. "dah mending kita langsung cabut. lu gasadar lu ngalingin jalan? belom pernah ditampar pake spion lu ya?"
segera setelah itu kami langsung pergi menuju rumah dimas. rumah dimas memang biasa menjadi tempat tongkrongan kami, selain karna rumahnya sering kosong, orang tuanya pun cukup baik pada kami. dan.. disini menyediakan makanan gratis untuk kami juga tentunya.
*** (dirumah dimas)
sesampainya dirumah dimas setelah dimas memarkir motor kami, iya dimas, dimasnya markirin motor, kaminya masuk kerumahnya. kami langsung menuju keruang tamu, meletakkan tas, berguling-guling dan loncat-loncat disofa.
"waeeh perfect! rumah lu tambah indah ketika ortu lu gadirumah dim!" gumam rio sembari ia guling-guling dengan bebasnya
"ih? mau ngapain emg kalo gaada ortunya dimas?? mau nonton Bokep lagi lu ya?" Sahut tara kepada rio. "Najis lu tau gak!, udah mana nonton bokepnya bokep hewan lagi! beruang kawin lah lu tonton"
"nah tuh lu tau tar.. udah porno hewan, hewannya yang sama-sama jantan pula" sahutku melanjutkan ledekan tara
lalu dimas tiba-tiba masuk keruang tamu, membawa beberapa snack dan pelet ikan untuk kami makan.
"weeh dimm, disediain makanan pula.. jadi enak nih kita" ledek miko terhadap dimas
"haha gua tau chakra lu pada langsung terkuras gara-gara ulangan tadi, dah bro.. langsung nyalain aja PS nya ya? mau main team buddies kan?"
"Hei! tunggu sebentar!" sahut alvian memotong pembicaraan dimas. "sebelum main PS, kita nonton film dulu yuk! gue ada film bagus nih! epic!"
"apaan? nanti lu tunjukin kita vidio lu sunatan yang kedua lagi"
"film apaan? sinopsisnya gimana nih?" sahutku dan dimas kepada alvian
"jadi gini.. awal ceritanya tuh ada seorang ibu yang dibunuh sama pembunuh kejam berdarah dingin, semua anaknya ikut dibunuh, tapi cuma tersisa satu anak" jelas alvian dengan wajah serius kepada kami, kami yang tadinya sedang asik sendiri, kini kami fokus mendengar penjelasan alvian
"nah si ayahnya nih sayang banget sama anaknya, udah susah payah ngebesarin anaknya sendirian, tapi kemudian anak nya diculik bro! jadi intiya sih ini perjuangan dan petualangan sepenuh hati sang ayah mencari anak tercinta"
"wuih gile" aku menghapus air mataku karena terharu dengan sosok ayah yang alvian bicarakan. "judul nya apa sob? setel buruan, SETEL!"
"iya nih gua setel ya" sahut alvian yang lalu mengeluarkan laptopnya, dan segera menyetelkan film tersebut untuk kami
dan jujur aku juga tidak sabar untuk menonton film ini, bagaimana tidak? hanya dengan penjelasan dari alvian saja aku sudah menangis! apalagi jika ditonton langsung
"nih bro.. siap2 tissue elap air mata ya!" kata alvian kepada kami yang sudah tak sabar menonton film tersebut
alvian pun menyetel filmnya, sungguh.. aku sangat penasaran! pembukan filmnya dimulai dari gelap.. menjadi kebiru-biruan.. sungguh pembukaan yang bagus untuk film action ini..
tapi.. rasanya lama kelamaan aku merasa seperti sudah pernah menonton film ini.. film apa ya?
dan.. rasa penasaran dan haru ku tadi seolah sirna begitu saja ketika judul film tersebut tampil dilayar, film ini berjudul..
"FINDING NEMO"
***
"bro! gua anter tara balik dulu ya" pamit ku kepada yang lainnya untuk mengantar tara dulu, matahari sudah lama terbenam, dan jarum jam sudah menunjuk tepat kearah jam 9 malam.
"yoa broo, ati-ati ya!"
"ati-ati polisi bro! kalo ada polisi sebut aja nama gue, tar biaya tilangnya makin dimahalin"
"inget, kalo mau ngupil minggir dulu, jangan sambil bawa motor"
"bae2 wan, jagain tuh tara, itu orang satu-satunya orang waras disini"
sahut lainnya yang sedang sibuk main ps dan nonton nemo yang ke 3 kalinya padaku, ah perkataan dan peringatan dari mereka cukup di abaikan saja. setelah itu aku langsung mengambil motorku, dan segera mengantar tara kerumahnya.
diperjalanan kerumah tara, tidak kami sadari kami sudah hampir sampai tujuan, tentu itu karena daritadi kami asyik mengobrol, kami memang akrab dari SMP. tapi baru kali ini aku merasa lebih dekat dengannya
"Tar, rumah lu masih yang dulu kan? masih diatas pohon?"
"lu kira gua kuntilanak? masih yang dulu onengg"
"kan kaliaja pindah keatas pohon, kalo iya gua mau nitip ambilin layangan nyangkut tar"
"hii ogah amat. eh wan, tadi lu ngelirik siapa? Di kelas 11-A? anak billingual loh, lu berani deketin?"
"oh, engga2, tadi gue kayanya ngeliat emak lampir tobat tar. lupakan2~"
"ahaha, masaa? ngelirik siapa luu.. ciee, ekhem-ekhem~"
"eh tar, udah sampe nih. nih rumah lu kan? yang dipagernya ada tulisan "anjingnya ramah, majikannya yang galak"
"sembarangan luu" sahut tara sembari menuruni motor dan melepas helm. "yaudah gue masuk yaa, makasih udah nganter yoo, kapan mau main-main kesini?"
"mampir kedalem aja gue gaberani, apalagi main-main. buapaklu suka gigit bro"
"ih apaan sii" balas tara sambil menyubit tangan ku "dah sana balik hush!"
setelah itu aku kembali kerumah dimas, karena kami semua memutuskan untuk menginap malam itu. tapi setelah kupikir-pikir, setelah bertahun tahun aku dan tara berteman, kurasa ini adalah percakapan yang paling akrab pikirku.. ah aku lupa mendeskripsikan fisik tara di awal cerita ya?
Tara adalah setengah perempuan setengah laki-laki. dia berkulit agak kecoklatan, mempunyai rambut lurus panjang, dan sebenarnya sih dia lumayan manis.. jika saja sifat over tomboy nya itu dihilangkan tentunya, dilain wajah manisnya, sebenarnya yang membuatku menyukainya adalah sifatnya yang mudah beradaptasi, cepat bergaul dengan orang baru, dan juga ketika ia menunjukan sifat keibuan nya kepada kami.
ah tunggu? apa barusaja aku mengatakan menyukainya? tidaktidaktidak. mana mungkin aku menyukai wanita kekar seperti dia. tapi ya.. aku menyukainya.. menyukai sifatnya, sebagai teman tentunya.
dan karna kupikir persahabatan kami lebih berharga daripada hubungan itu, Persahabatan lebih dari kenal-pdkt-tembak-jadian-putus-lalu saling bacok membacok satu sama lain.
karena sahabat adalah orang yang akan mengejekmu ketika kau lagi sulit, orang yang menjelek-jelekan kita didepan kita, dan orang yang membatu mengejek aku saat aku diejek oleh orang lain, orang yang akan menjenguk dan membluetooth bokep ketika aku sedang sakit, dan orang yang akan mendoakan aku agar cepat mati ketika aku ulang tahun
prinsipku adalah jangan pernah mendahulukan perawan daripada kawan.
percayalah akan kata-kata ku.
karena persahabatan itu abadi, dan rata-rata orang berpacaran hanya 3 bulan, lalu tidak saling mengenal satu sama lain.
dan lagipula aku sudah sangat nyaman bersahabat dengan mereka semua. apajadinya apabila persahabatan ini hancur karna perempuan?
.
.
.
"hm?, shit gua dimana?" gumamku dalam hati, sepertinya aku nyasar karena terlalu asik menceritakan tara kepada kalian.
*** Bersambung ***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kirain si tara cowok/? ternyata cewek ada adegan cubit cubit sih/? kenapa gak dicubit pake TANG an aja/?....
BalasHapussejauh inii ini ceritaa makin bagus kok pak bos, lawak nya jugaa, konflik nya di tunggu pak bos =----3
plis. finding nemo-______-.palsek lo bener2 berbakat buat ngelawak ihhh gue juga suka ceritanya ditunggu lanjutannya yakkk
BalasHapus