Selasa, 10 November 2015
Awan, Chapter 2 : Introducement
Aku sedikit terkejut melihat orang dibalik tembok itu adalah wanita yang tadi disetrap bersama ku, wanita yang hiudpnya hampir berakhir ditangan penyihir jahat, wanita yang hidupnya sudah kuselamatkan dari ganasnya neraka dunia.. ah, dia pasti ingin berterimakasih kepada ku
"Hei!" sahut dia sambil melambaikan tangannya kearahku, memberikan gestur tubuh bahwa aku harus segera menghampirinya.
"Lu kenapa masang muka bangga gitu, ngayal apaan lu! sini!"
"a.. apa dia ingin langsung memberi surat cinta kepadaku? ti..tidak.. aku belum siap untuk ini.. kya" Gumamku dalam hati sembari melangkah kearahnya
sambil melangkah aku melihat kearahnya, ternyata dia lumayan manis, rambut hitamnya yang agak panjang, berponi seperti dora, kutu kutu dikepalanya yang berlompatan seolah menari gembira dan rambutnya yang dikuncir itu agak sedikit membuatku tertarik padanya
"Kenapa? kamu yang tadi kan? oh past.."
"lu tuh ya! ngapain belain gua tadi! mau sok2 jadi pahlawan hah?"
akupun spontan kaget mendengar bentakan dari perempuan ini, benar-benar apa yang terjadi tak seperti harapan
"nah? weleh.. tenang bro.." aku mencoba mencari celah untuk berbicara
"Lu yang diam! denger ya.. meski gua cewe gua gak lemah! gua gabutuh ditolong-tolong. so please next time be a hero for yourself first. oke?!" bentak dia kembali memotong perkataan ku
untuk pertama kalinya aku melihat perempuan semanis ini berkata lantang, keras, dan galak tentunya. perasaan kagum ku diawal seolah balon sabun yang dipecahkan begitu saja olehnya
"weh, oke.. but first tolong jaga mulut lu ke guru. sejahat apapun itu, dia tetep guru kita, tetep harus dihormatin"
"Heleh, lu bego kali ya? guru penyembah duit gitu lu hormatin?"
"nah.. tolong sekali lagi lu jaga mulut lu, lu itu perempuan, gak layak dan gak pantes perempuan ngeluarin kata kata kaya gitu, sebelum lu ngatain gua bego tolong jaga kehormatan lu dulu deh."
wanita itu langsung terdiam dan tertunduk mendengar ucapan ku
"iyaudeh, itu pipi lu lecet? gara gara tamparan tadi?"
"hm?" aku langsung memegang pipiku, rasanya memang agak perih, jadi pipi ku benar-benar lecet, oiya aku baru ingat Bu Wati memang hobby memakai batu cincin, sampai kelima jarinya memakai batu cincin, dan perjari nya ada 3 cincin. pantas saja tamparan tadi masih terasa sampai sekarang.
"Ah engga, ini tadi abis dicium sama banci berbehel, jadi lecet gini" aku berusaha menghindar menjawab bahwa ini karna tamparan itu, karna aku tak ingin ia merasa bersalah.
"oh yaudah. daah. gue kekelas ya" katanya sambil memalingkan wajah lalu beranjak pergi kekelas
waeh kampret, dia percaya aja lagi. dasar rata, gaada care-care nya. afterall setidaknya kasih tau nama dia kek. handshake berterimakasih karna tindakan gue tadi kek, peluk terharu kek, kasih duit kek, ini malah marah-marah gajelas. kaya nya ini cikal bakal nya bu wati kelak. ah biarlah intinya kapok deh ketemu ama orang kaya gitu lagi.
akupun segera melanjutkan hukuman ku, mengepel lantai.. mengepel musolah.. mengepel aspal didepan sekolah.. membersihkan kolam.. dan memandikan ikan.. setelah semua hukuman ku kerjakan akupun segera bergegas menuju kelas. yaitu kelas 11-D sma chakrawala. bisa dibilang kelas ini adalah kamar keduaku (well.. bukan aku saja yang sering tertidur dikelas kan?) , dikelas yang berisi berbagai macam orang aneh dari seluruh pelosok indonesia inilah aku belajar mengisi hari hariku..
lalu kenapa kubilang "Penuh dengan orang aneh?" ya, karna aku memang berteman dengan sekelompok orang aneh.. nanti akan ku kenalkan kepada kalian
sebelum aku masuk ke ruang kelas, aku pikir tadinya pelajaran sudah dimulai, dan aku akan dihukum lagi karna terlambat masuk kelas..
tapi saat aku membuka pintu kelas dan.. waw.. murid-murid lainnya masih terlihat santai, ada yang masih terdidur, ada yang sedang nge-charge hape, ada yang lagi ngobrol dibelakang, bahkan ada yang tidur sambil ngobrol, ternyata guru nya sedang absen.. well.. it's a student paradise!
bangku tempat ku duduk ada di baris2, dan di urutan 2 dari belakang. akupun lalu segera duduk dan meletakkan tas ku keatas meja.
"lo hoby banget telat deh, udah kelas 11 masih aja nyasar, bego lu ya"
sahut teman ku yang duduk tepat disampingku, Rio.
ahiya, ini Rio, lengkapnya Mariyono.. Rio ini adalah yang paling dekat padaku. bukan hanya padaku sih.. dia memang akrab ke banyak orang, wajahnya sih standard saja, tapi sifatnya yang mudah bergaul-lah yang membuat dia cukup eksis disekolah ini. dia sempat jadi pemain di tim basket sekolah, tapi berhenti sejak bryan jadi ketua basketnya, rio ini mempunyai postur agak tinggi, selalu memakai fashion yang trendy, sudah merobek celana skinny jeans sebanyak 4 kali, dan kalau pergi kemana-mana ia memakai topi kebelakang seperti karakter di harvest moon.
"weh ngaca deh om. luaja telat mulu. malah tumben lu masuk sekolah, biasanya ogah-ogahan" sahutku ke Rio
"wadehh, telat lu wan?" sapa temanku yang duduk didepanku
ahiya, lalu kenalkan temanku yang berikutnya, namanya Dimas. biasa dipanggil oleh kami "papu-papu"
Dimas ini orangnya berbadan agak sedikit kelebihan lemak. (well, sekarang kalian tau kenapa dia dipanggil papu-papu, yang pernah main crashbandicoot PS1 pasti tau deh) rambutnya lurus dan lancip ala rambut landak, dan memakai kacamata frame lingkaran. tapi dibalik sifat culunnya. dia itu orangnya polos nan mudah sekali ditipu, dia baik hati, tak pelit dengan kami, orang yang paling sopan diantara kami, dan yang paling pemalu tentunya
"hadeh, iyanih dim, telat cuma berapa menit, hukumannya yang ga nahan. sampe ngepel aspal gua" sahut ku terhadap dimas.
lalu disamping Dimas ada Tara, Aku, Rio, Dan Tara satu SMP dulu. oleh karna itu kami cukup akrab. Tara juga termasuk kedalam perkumpulan aneh ini, cuma dia kadang sedikit serius kalau soal pelajaran, terbukti dengan ia tetap belajar untuk ulangan PKN nanti meski dimas sedang asik menghadap belakang mengobrol dengan ku.
wait...
nanti ulangan??
"Tar! nanti ada ulangan?!?" tanya ku kepada Tara yang sedang fokus. pokonya.. Tara lagi belajar itu artinya ada akan ulangan nanti
"iye. PKN. Belajar sono! dah diem! dont disturb!" sahut tara kepadaku, namun ia enggan untuk menengok kearahku dan tetap melanjutkan membaca.
"oh.. pkn.."
aku menengok kearah rio, kita sama-sama tau apa yang harus kita lakukan ketika tau bahwa nanti akan ada ulangan. yaitu tidak peduli.
"PKN doang pake nalar bisa lah.. gue kan cinta negeri gue sendiri" kata Rio terhadap tara
"Ah, gua belajar bentar deh.. gue ngapalin UUD dulu bentar" kata dimas yang langsung kembali fokus ke catatan diatas mejanya
aku menengok kekanan, tepatnya kearah bangku disebrang ku.
disitu duduk seorang manusia aneh (temanku) yaitu alvian
"vi.. lu belajar kaga?"
lalu alvian memandangku dengan wajah pongo nya cukup lama
.
.
.
dia masih menatap ku dengan wajah itu
.
.
.
"waeh kampret! lu belajar kaga!"
"emang nanti ada ulangan apa?" jawab alvian dengan lembut disertai dengan wajah pongo nya, wajah pongo itu lah yang sehari-hari rasanya ingin ku tendang dengan dua kaki saja.
ah, lalu selanjutnya ada alvian.. dia.. duh bagaimana menjelaskan orang aneh ini?
dia adalah orang yang paling terlihat lemah diantara kami, kemayu, dan sebagainya, wajah dan ekspresi nya yang datar, memakai kacamata, lumayan pintar, pandai berdebat, dan jika berbicara ia akan berbicara sesuai dengan apa yang dia pikirkan.
"gaa sob! gaada! ulangan BK Sob!!" jawabku dengan nada kesal
dia menatap wajah ku kembali dengan muka datarnya, lalu berkata..
"oh.." dan lalu ia kembali memalingkan wajahnya
"kamprett.. nyesel gua ngajak ngomong orang ini" geramku dalam hati, menahan emosi yang meluap-luap
lalu disamping alvian ada Rani, Sang bendahara kelas. dia adalah seorang perempuan berkacamata, berambut panjang agak ikal, dan yah.. layaknya semua bendahara dimanapun.. dia galak jika sedang menagih uang kas.
untuk sekarang aku sedang tak berani menegur dia.. kau tahu kan kenapa? yap benar.. aku menombok uang kas.. untuk 2 bulan..
"dahlah, gausa bawel, ulangan tinggal ulangan, ngapain sih belajar kalo udah ada yang belajar?" sahut suara misterius dari kursi dibelakangku, yaitu kursi paling belakang.
astaga, aku melupakan teman ku yang ini.
lalu teman ku yang terakhir adalah miko, well. Miko ini pria yang paling cuek diantara kita, selalu memasang wajah malas-malasan, sering bolos, dulu ia juga sering berkelahi, anak motor, pria yang paling swag diantara kita deh. entah kenapa ia mau bergaul dengan kami. tapi afterall, sejauh ia bergaul dengan kami, ia menjadi anak yang kalem, hanya malas2an namun tidak nakal lagi.
"woaa, gua suka gaya lo mik, bro fist!" sahut Rio dan lalu mereka beradu kepalan tangan
"yang penting kan saling berbagi dan membantu sama lain yegak mik?" sahutku kepada miko
"yoyoy. meski bego kita juga tetep harus berbagi. ga kaya yang pinter tapi budeg!" ucapnya dengan keras, sepertinya ia meledek seseorang...
yap.. benar dugaanku..
tara melihat kearah kami dengan tatapan haus darahnya, mungkin karna ia merasa terejek, atau karna ia merasa belajarnya terganggu.
sebagai lelaki sudah menjadi menjadi insting alami kami untuk segera salting atau mengalihkan pandangan ketika kami melakukan kontak mata dengan perempuan. apalagi jika dipandangnya dengan mata haus darah seperti itu..
Tenotet tet tet tenonet..
tenonet tet tet tenonet..
bunyi bel untuk menandakan pergantian jam telah berbunyi, menandakan guru pelajaran selanjutnya akan masuk..
tak lama setelah bel berbunyi, Bu Rahma pengajar PKN pun memasuki ruang kelas kami..
"Dah anak-anak.. gausah memberi salam ya, kita hari ini ulangan, 2 barisan sisi di kiri ibu harap mempersiapkan kertas ulangan, 2 baris di sisi kanan ibu harap kalian belajar dulu di luar, kita ulangan setengah-setengah dulu."
ah.. sial.. barisan ku memulai ulangan terlebih dahulu.
ah sudahlah, well.. ini baru saja dimulai.. and i'm ready..
ready to do a remedial ofcourse
BERSAMBUNG
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kirain itu cewek mau ngajak pacaran/lah/?.alur nya jangan cepet cepet dong/? lambatin dikit kak
BalasHapussekian komenan ku/?
awan temennya gak ada yang ganteng apa madesu amat wkwk. makin kesini narasi makin banyak, bagus2 :D
BalasHapus